Jakarta – Perusahaan garmen dan perdagangan pakaian, PT Trisula International Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan 2019 sebesar Rp946,75 miliar, sehingga laba bersih tahun ini diharapkan bisa bertumbuh 15 persen (year-on-year) menjadi Rp22,62 miliar.
“Kami menargetkan revenue tahun ini naik 10 persen (yoy) menjadi Rp946,75 miliar. Perseroan juga menargetkan laba bersih tumbuh menjadi Rp22,62 miliar,” kata Direktur Utama TRIS, Santoso Widjojo di Jakarta, Senin, 29 April 2019.
Sepanjang 2018, TRIS membukukan kenaikan penjualan sebesar 11,23 persen (yoy) menjadi Rp860,68 miliar, sehingga laba bersih tahun lalu mampu bertumbuh 38,5 persen menjadi Rp19,67 miliar.
Santoso mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp2 per saham. “Dividen yang kami bagikan 10 persen dari laba bersih 2018 atau sebesar Rp5 miliar lebih,” imbuhnya.
Di tengah ketidakpastian global dan domestik pada tahun lalu. Perseroan berhasil meningkatkan kinerja, terutama di sektor garmen ekspor yang meningkat 12,9 persen menjadi Rp660,52 miliar atau menyumbang 77 persen dari total pendapatan.
Pada tahun ini, kata Santoso, industri garmen masih akan menghadapi tantangan, yakni koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari IMF yang menjadi 3,3 persen. “Tetapi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan bisa sekitar 5-5,4 persen dan nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil,” ucapnya.
Lebih lanjut dia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019-2020 yang masih di atas 5 persen akan mendukung pertumbuhan di sektor riil. “Pelemahan rupiah di tahun lalu memang menguntungkan kami secara ekspor, tetapi bahan baku kami masih banyak yang diimpor,” tegas Santoso.
Guna mendukung target bisnis di 2019, kata Santoso, perseroan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp14 miliar. (*)