Jakarta–Setelah penantian panjang yang memicu kekacauan di pasar global, pada akhirnya bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akhirnya menaikkan suku bunganya (Fed rate) yang diperkirakan akan mengakhiri krisis yang berlangsung 7 tahun.
Dalam keputusan rapat Badan kebijakan The Fed, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang diadakan pada 15-16 Desember 2015, memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan AS menjadi 0,25%-0,50% dari sebelumnya 0%-0,25%. Suku bunga ini naik untuk pertama kalinya setelah hampir 10 tahun terakhir.
The Fed percaya ekonomi AS sudah mulai membaik sejak terkena krisis finansial pada 2007-2009 lalu. Namun dengan naiknya suku bunga acuan ini akan menutup perdebatan panjang yang sudah dimulai sejak akhir tahun lalu. Pihaknya percaya, keputusan ini sangatlah tepat.
“Pemulihan ekonomi AS sudah mulai ada perkembangan. Dengan ekonomi yang terus membaik, kami percaya kenaikan bunga ini sudah sangat tepat,” ujar Gubernur The Fed Janet Yellen seperti dikutip Reuters, Kamis, 17 Desember 2015.
Perkembangan perekonomian AS yang dimaksud, yakni sudah mulai turunnya angka pengangguran ke level 5% sampai tingkat inflasi yang diprediksi sekitar 2%. The Fed memprediksi tahun depan jumlah pengangguran di AS bisa turun ke 4,7% dan pertumbuhan ekonomi mencapai 2,4% di 2016.
Selain itu, The Fed juga mengaku, suku bunga AS masih akan naik secara bertahap dengan memperhatikan indikator-indikator perekonomian AS, salah satunya adalah tingkat inflasi ke depan. “Prosesnya akan berjalan secara bertahap,” tutup Yellen. (*) Rezkiana Nisaputra