Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sampai akhir November 2015 tercatat sebesar US$100,2 miliar, atau menurun US$5 juta jika dibandingkan dengan posisi akhir Oktober 2015 sebesar US$100,7 miliar.
Menyikapi kondisi tersebut, Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta menilai, cadangan devisa yang terus turun menjadi US$100,2 miliar di November 2015, menunjukkan bahwa masih adanya usaha BI untuk mencegah pelemahan rupiah yang terlalu dalam.
“Cadangan devisa hingga November 2015 turun ke US$100,24 miliar dari US$100,7 miliar, ini berarti masih ada usaha BI untuk cegah pelemahan rupiah yang terlalu dalam,” ujar Rangga dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 8 Desember 2015.
Menurut BI, menurunnya cadangan devisa, dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain dari penerimaan migas dan penarikan pinjaman Pemerintah, yang masih cukup untuk menutupi kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir November 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” ucap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara (*) Rezkiana Nisaputra