80 Persen Bos IT Indonesia Sebut Data Streaming Bantu Adopsi AI Lebih Mudah

80 Persen Bos IT Indonesia Sebut Data Streaming Bantu Adopsi AI Lebih Mudah

Jakarta – Sejumlah perusahaan kini berlomba-lomba mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam meningkatkan kinerja sekaligus menjawab tantangan bisnis yang makin kompleks. Namun, adopsi AI bukan perkara mudah. Butuh teknologi pendukung agar penerapannya berjalan dengan maksimal.

Salah satunya dengan platform data streaming. Ya, platform ini kini sangat penting bagi kesuksesan penerapan AI dan transformasi bisnis yang lebih luas bagi perusahaan. Hal itu terungkap dalam temuan terbaru Confluent, dalam Laporan Data Streaming 2025, yang mensurvei 4.175 pemimpin teknologi informasi (TI) di 12 negara, termasuk Indonesia. 

Dari 225 responden asal Indonesia, mayoritas pemimpin TI (80 persen) melihat bahwa data streaming memudahkan adopsi AI dengan mengatasi tantangan akses, kualitas dan tata kelola data secara langsung. Hal ini juga menjelaskan mengapa 96 persen berencana untuk meningkatkan investasi dalam data streaming pada 2025.

“Mulai dari memberdayakan agentic AI  hingga memungkinkan deteksi penipuan (fraud) secara real-time, platform data streaming (DSP) dengan cepat menjadi kunci utama bagi perusahaan modern,” ujar Rully Moulany, Area Vice President untuk Asia & ANZ di Confluent di Jakarta, 25 Juni 2025.

Baca juga: Teknologi Data Streaming Tingkatkan Kinerja dan Efisiensi Perbankan

Dia melanjutkan, perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak hanya mengadopsi teknologi data streaming, tapi juga menerapkannya secara strategis.

”Ini dilakukan untuk mengatasi tantangan bisnis yang nyata dan menciptakan keunggulan kompetitif,” tambahnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, data real-time sangat diperlukan untuk aplikasi AI. Agar agen AI, chatbot, atau asisten dapat memberikan nilai. Sebab, mereka membutuhkan akses instan ke data yang dapat dipercaya tentang bisnis, pelanggan, dan dunia di sekitarnya.

”Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa platform data streaming lengkap yang menciptakan aliran data yang berkesinambungan, dan dapat ditemukan dengan mudah di mana saja di dalam organisasi,” jelasnya.  

”Tidak hanya menjadi taruhan untuk gelombang baru AI ini, tetapi juga merupakan kunci untuk membantu bisnis apa pun berjalan secara real-time,” tambahnya.

Lebih rinci, dalam Laporan Confluent Streaming Data 2025 terungkap bahwa 89 persen responden menyakini platform data streaming mampu memberikan masukan inti pada sistem AI dengan data yang real-time, kontekstual dan dapat dipercaya.

“Bahkan, di Indonesia, sebanyak 96 persen responden setuju dengan pernyataan tersebut,” ujar Rully.

Kemudian, sekira 81 persen pemimpin IT di Tanah Air melaporkan ada peningkatan laba atas investasi (ROI) sebesar 2 hingga 5 kali lipat ketika menggunakan platform data streaming.

Selain itu, 81 persen responden juga mengklaim perusahaannya mampu mengurangi biaya dan risiko di seluruh pengembangan, serta operasi dengan mengadopsi pendekatan shift-left pada pemrosesan dan tata kelola data.

Baca juga: Seberapa Penting Data Streaming dalam Industri Perbankan?

“Sebanyak 88 persen pemimpin IT di Indonesia juga merasakan manfaat yang sama,” ujarnya.

Laporan ini didasarkan pada survei yang dirancang oleh Freeform Dynamics dan dilakukan oleh Radma Research. Tanggapan dari 4.175 pemimpin TI dikumpulkan dari Australia, Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Jepang, Singapura, Spanyol, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Amerika Serikat.

Responden yang memenuhi syarat adalah mereka yang sudah terbiasa dengan data streaming dan bekerja di perusahaan dengan 500 karyawan atau lebih. (*)

Related Posts

Top News

News Update