Jakarta–Pertumbuhan perekonomian nasional terbilang cukup baik dibanding keseluruhan perekonomian global. Tahun lalu ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen, lebih tinggi daripada ekonomi global yang cuma 2,4 persen. Sektor pariwisata di Tanah Air, terutama wisata halal diproyeksi bisa memberikan kontribusi yang semakin besar.
“2017, pariwisata berpotensi menjadi penyumbang devisa terbesar. Jadi mungkin nanti dari pariwisata dan nonpariwisata bukan lagi migas dan nonmigas,” tutur Ketua Tim Percepatan Wisata Halal, Riyanto Sofyan dalam Seminar Ekonomi Syariah yang dihelat Universitas Azzahra di Jakarta, Minggu, 11 Juni 2017.
Pendiri hotel syariah pertama di Tanah Air tersebut yakin peran sektor pariwisata bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional. “Bank Dunia mencatat ada 185 subsektor ekonomi yang terkait dengan pariwisata, dan semuanya terkait dengan UKM (usaha kecil, menengah). Makanya oleh WTO pariwisata menjadi salah satu program pengentasan kemiskinan,” ujar Riyanto.
Dalam perjalanannya, perkembangan pariwisata halal sendiri tak bisa dilepaskan dari perkembangan industri halal yang dimulai dari industri makanan dan minuman. Kemudian mulai masuk ke sektor keuangan dengan slogan keuangan syariah pada tahun 1970-an. Lalu pada tahun 2000-an mulai masuk ke industri gaya hidup. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta - LRT Jabodebek akan tetap melayani masyarakat selama libur Idul Fitri 2025. Untuk mendukung… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 24-27 Maret 2025 mengalami penguatan sebesar… Read More
Jakarta – Bank Mega Syariah memastikan kesiapan layanan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More
Jakarta - Jelang libur panjang Nyepi dan Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada… Read More
Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat tingginya animo masyarakat dalam menggunakan layanan kereta… Read More
Jakarta - Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan perputaran uang selama Ramadan dan… Read More