Jakarta – Sebuah pesan singkat bisa menjadi mimpi buruk. Aktris Asmara Abigail mengalaminya langsung. Dari sekadar instruksi kecil untuk memperbarui alamat paket, ia harus merelakan saldo rekeningnya terkuras hingga Rp70 juta.
Kejadiannya bermula dari sebuah iMessage mencurigakan yang mengatasnamakan kurir. Pesan itu menyebut alamat tujuan tidak terbaca, lalu menyertakan tautan untuk memperbaikinya.
Nominal biaya tambahan yang diminta hanya Rp9.000, terlihat sepele dan tampak masuk akal. Namun, di balik itu tersembunyi modus phishing: sebuah situs palsu yang merekam data pribadi korban.
Meski transaksi ditampilkan sebagai “gagal”, sebenarnya seluruh pembayaran berjalan. Nominalnya bahkan dalam mata uang asing, dan dalam hitungan menit, total kerugian Asmara mencapai Rp70 juta.
“Rasanya lebih menakutkan dari film horor. Kita merasa dikendalikan sesuatu yang tidak terlihat, dan sekali lengah, habis sudah,” ujarnya di kanal YouTube RJL5 – Fajar Aditya, dikutip Senin (8/9).
Baca juga: OJK Catat Kerugian Masyarakat Imbas Scam Tembus Rp4,8 Triliun
Modus penipuan berkedok paket pengiriman kini semakin marak. Bentuknya bisa berupa pesan teks, email, atau tautan yang meniru identitas perusahaan logistik. Pola yang dipakai sama, yakni menciptakan rasa panik atau urgensi agar korban segera bertindak tanpa berpikir panjang.
Bagi sektor keuangan, phishing semacam ini jelas berbahaya. Data pribadi dan informasi pembayaran yang bocor bisa dimanfaatkan untuk transaksi ilegal. Kasus Asmara menjadi alarm bahwa siapa pun tidak luput dari ancaman digital ini.
Tiga Langkah Menghindari Phishing Paket
Menjawab keresahan ini, J&T Express berkolaborasi dengan Asmara Abigail meluncurkan kampanye edukasi “3C: Cek, Curiga, Cancel.” Tiga langkah sederhana namun krusial ini dapat mencegah kerugian lebih besar:
- Cek setiap informasi atau tautan sebelum klik.
- Curiga terhadap paket misterius atau biaya tambahan yang tidak jelas.
- Cancel bila ada indikasi mencurigakan, hentikan segera interaksi.
“Kontribusi perusahaan logistik bukan sekadar menghadirkan layanan, tetapi juga menghadirkan nilai tambah yang berkelanjutan bagi masyarakat,” tegas Herline Septia, Brand Manager J&T Express.
Selama 10 tahun kiprahnya di Indonesia, J&T Express tidak hanya membangun jaringan logistik hingga pelosok negeri, tapi juga aktif menjalankan program sosial. Mulai dari pemberdayaan UMKM hingga kampanye kesadaran digital.
Kampanye 3C adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk melindungi masyarakat dari “hantu” phishing yang bisa merenggut tabungan siapa saja.
Baca juga: Waspada! Puluhan Ribu Laporan Penipuan AI Masuk ke OJK, Modus Ini Paling Banyak
Dalam konteks ekonomi digital yang tumbuh pesat, literasi keamanan transaksi menjadi sama pentingnya dengan literasi keuangan.
Kasus Rp70 juta yang hilang dari rekening Asmara adalah peringatan nyata. Penipuan tidak lagi datang dengan wajah kasar, tapi dengan tampilan profesional, meyakinkan, dan penuh tipu daya.
Karena itu, sebelum membuka tautan yang datang bersama “paket misterius”, ingatlah tiga langkah sederhana: Cek, Curiga, Cancel. Sebab, dalam dunia digital yang serba cepat, kewaspadaan adalah satu-satunya perlindungan terbaik. (*) Alfi Salima Puteri










