Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar as pada hari ini (21/7) dibuka pada posisi Rp14.755/US$ atau tercatat menguat 30 poin (0,2%) bila dibandingkan dengan posisi kemarin (20/7) yang ada di level Rp14.785/US$.
Meski begitu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menilai pergerakan rupiah masih berpotensi tertekan hingga akhir pekan seiring dengan penambahan kasus baru covid-19 di Indonesia yang membuat second wafe.
“Sekarang rupiah cenderung kembali melemah karena wabah covid-19 yang sudah mulai melanda ada potensi peningkatan kembali atau second wave. seiring dengan peningkatan terlihat terus melemah di 14.700/US$,” jelas Piter melalui video conference di Jakarta, Selasa 21 Juli 2020.
Meski begitu dirinya menilai pergerakan pelemahan rupiah masih lebih baik dibandingkan negara lain. Menurutnya rupiah dipengaruhi oleh perbaikan defisit neraca perdagangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan indonesia pada Juni 2020 mencatatkan surplus US$1,27 miliar. Lebih rinci, pada Juni 2020 realisasi ekspor sebesar US$12,03 miliar, atau meningkat 15,09% jika dibanidingkan dengan Mei 2020. Sedangkan impor menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu sebesar 27,56% menjadi US$10,76 miliar.
Sebagai informasi saja, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (21/7) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.813/US$ terlihat menguat dari posisi Rp14.832/US$ pada perdagangan kemarin (20/7). (*)
Editor: Rezkiana Np