Jakarta – Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) memiliki peran ganda dalam meredam ancaman siber yang makin canggih di ekosistem keuangan digital, termasuk industri perbankan.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata, BSSN, Edit Prima mengatakan, serangan berbasis AI, seperti phishing yang dipersonalisasi dan polymorphic malware, hanya dapat ditangkal dengan pertahanan yang juga ditenagai AI.
“Bicara keamanan siber, bicara AI tentu kita harus siap dengan serangan-serangan yang sudah berbasis AI. Nah terus bagaimana caranya menghadapinya? Ya tentunya dengan AI juga,” ungkap Edit, dalam acara Indonesia Digital Bank Summit (IDBS) 2025, yang digelar Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), di Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.
Baca juga: Makin Agresif! Ini Tren Serangan Siber yang Patut Diwaspadai
Edit menekankan pentingnya berbagi intelijen ancaman (threat intelligence sharing) sebagai kunci pertahanan kolektif. Ia juga menyoroti sinergi antarlembaga dalam meredam ancaman serangan siber.
“Kolaborasi antara OJK, Bank Indonesia (BI), BSSN, Kominfo, hingga PPATK kini difokuskan pada aksi nyata seperti berbagi intelijen siber dan pemblokiran URL berbahaya secara terkoordinasi untuk melindungi konsumen,” ujarnya.
Upaya tersebut diperkuat dengan kerangka regulasi, termasuk Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 dari BI dan kebijakan BSSN, yang menekankan penguatan manajemen risiko serta deteksi penipuan di seluruh sistem.
Peran Penting PSrE dalam Identitas Digital
Dalam diskusi panel IDBS, peran Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) seperti Privy juga ditegaskan sebagai elemen krusial.
Baca juga: Tangkal Serangan Siber, Perusahaan Perlu Miliki Sistem Proteksi yang Kuat
Mereka berperan menyediakan otentikasi identitas dan memastikan keaslian dokumen digital, sehingga setiap transaksi berjalan aman, tepercaya, serta mendukung percepatan transformasi perbankan.
“Membangun digital trust bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kolaborasi dan kepatuhan. Dengan identitas digital yang sah dan diakui negara, masyarakat maupun industri dapat bertransaksi dengan lebih aman dan percaya diri,” kata CEO Privy sekaligus Wakil Ketua Umum I AFTECH, Marshall Pribadi.
“Identitas digital berbasis sertifikat elektronik dari PSrE seperti Privy menghadirkan jaminan keamanan sekaligus kenyamanan, khususnya bagi industri jasa keuangan,” imbuhnya. (*)
Editor: Yulian Saputra










