Utang Asia Menggunung, ADB Ingatkan Naiknya US Yield

Utang Asia Menggunung, ADB Ingatkan Naiknya US Yield

Jakarta – Bank Pembangunan Asia (ADB) mengingatkan negara-negara berkembang yang ada di Asia akan potensi terjadinya krisis hutang dan mata uang akibat naiknya US yield treasury. Naiknya yield US treasury yang sudah menyentuh level 1,76% berdampak pada harga Surat Utang Negara (SBN) tengah melemah.

Masatsugu Asakawa, Presiden Bank Pembangunan Asia menyebut, negara-negara berkembang di Asia menumpuk utang dalam bentuk Dollar AS untuk penanganan Covid-19. Naiknya US yield secara bersamaan turut meningkatkan potensi melemahnya mata uang lokal sehingga negara berkembang bisa saja gagal bayar pinjaman.

“Pengalaman lampau menunjukkan bahwa ketika US Yield meningkatkan, pasar di negara perkembangan terkena dampak yang signifikan. Kami khawatir akan potensi risiko yang ada di tumpukan hutang negara,” jelas Asakawa seperti dikutip Bloomberg, Kamis, 1 April 2021.

Asakawa mengungkapkan, sebelum US yield naik saja, utang dunia saat ini sudah masuk level yang mengkhawatirkan menurut Internasional Monetary Fund. Bulan lalu saja, Rupiah dan Baht Thailand sudah melemah lebih dari 2% terhadap dollar. Untuk itu, Asakawa mengimbau baik negara peminjam dan pemberi pinjaman harus bekerja sama untuk meningkatkan transparansi, memperkuat perlindungan untuk sistem perbankan, dan menciptakan jaring pengaman keuangan regional.

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang Pemerintah hingga akhir Februari telah mencapai Rp6.361 triliun. Angka utang tersebut tercatat naik Rp1.412,82 triliun dari periode yang sama tahun 2020 yang mencapai Rp4.948,18 triliun. (*) Evan Yulian Philaret

Related Posts

News Update

Top News