Jakarta – Industri asuransi Tanah Air kedatangan pemain baru, yakni Rey, sebuah startup health insurtech berbasis aplikasi digital. Perusahaan asuransi yang fokus pada asuransi kesehatan, jiwa, dan penyakit kritis ini menawarkan model baru dalam berasuransi. Rey mengombinasikan produk asuransi jiwa dan kesehatan dengan ekosistem layanan kesehatan terintegrasi secara digital.
Untuk tahun pertama operasi, Rey menargetkan sebanyak 10 ribu member (pemegang polis). Menurut CEO sekaligus Co-Founder Rey, Evan Tanotogono, Rey tidak hanya mendigitalisasi proses atau produk yang sudah ada, melainkan mendesain ulang bagaimana seharusnya asuransi kesehatan, jiwa, dan penyakit kritis ditawarkan di Indonesia.
Selama ini, meski potensi pasarnya sangat besar, penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah. Dari tahun ke tahun masih di kisaran 5% saja. Artinya bukan hanya rendah, tapi juga stagnan. Rendahnya penetrasi asuransi ini antara lain dipicu oleh kesadaran berasuransi yang rendah, harga produk yang mahal, proses klaim yang tidak terarah, dan kurangnya perhatian terhadap well being. Rey melihat masalah ini sudah mengakar, dan sulit untuk diubah. Itulah yang menjadi alasan Rey mengusung pendekatan yang berbeda.
“Pasar Indonesia sangat besar. Jumlah penduduk 270 juta jiwa, tapi baru 7-8 juta yang di-cover. Cara asuransi dibuat untuk orang-orang yang berada di bagian atas piramida. Rey mencoba membidik bagian tengah piramida. Segmen ini bisa dibilang underserved, atau tidak terlayani dengan baik. Padahal dia punya daya beli, bisa transaksi digital, penetrasi smartphone dan internet ada, literasi juga ada. Kami melihat, ada banyak penduduk yang bisa dijangkau dengan produk asuransi yang berbeda,” papar Evan saat launching Rey di Jakarta, Minggu, 12 September 2021.
Rey menggabungkan fitur-fitur yang jadi kelebihan dari perusahaan teknologi telekesehatan, perusahaan asuransi yang menyediakan aplikasi layanan pemegang polis, perusahaan asuransi yang mengembangkan kanal digital, dan marketplace asuransi. Melalui ide tersebut, Rey menghadirkan produk asuransi yang dirancang khusus, proses dan distribusi digital, layanan kesehatan end to end yang berfokus pada kualitas, dan fitur kebugaran untuk menjaga kualitas hidup.
Berbeda dari asuransi konvensional, platform Rey mengusung paduan produk asuransi dan layanan kesehatan yang dikemas dalam program membership berbasis langganan (subscription). Konsep ini digagas untuk menyederhanakan pengalaman berasuransi, dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan berlangganan, member Rey bisa mengakses ekosistem layanan kesehatan yang disediakan dari mana saja dan kapan saja, tanpa dikenakan biaya tambahan.
Saat ini, Rey menyediakan 3 macam paket berlangganan (subscription plans), yakni basic, standard, dan premium. Basic Plan tersedia dengan harga berlangganan sebesar Rp69.000 per bulan, atau Rp621.000 per tahun. Lalu harga langganan standard plan per bulan Rp89.000, dan setahun Rp801.00. Sedangkan harga berlangganan Premium Plan sebesar Rp99.000 per bulan, atau Rp891.000 per tahun. Manfaat rawat jalan yang didapatkan member antara lain pemeriksaaan gejala berbasis artificial intellegence (AI) sepuasnya, telekonsultasi chat dengan dokter umum, hingga pemeriksaan dokter umum (offline) gratis hingga 50 kali dalam setahun. Khusus langganan Premium Plan, ada tambahan manfaat berupa proteksi asuransi jiawa senilai Rp25 juta. (*) Ari Astriawan