Jakarta – Konsorsium yang dipimpin oleh Ustad Yusuf Mansur menandatangani kerjasama strategis pembelian 250.000.000 saham BABP (PT Bank MNC Internasional Tbk) dari Winfly Ltd, perusahaan afiliasi PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP).
Termasuk dalam kesepakatan ini adalah komitmen Ustad Yusuf Mansur untuk mempromosikan pembukaan rekening MotionBanking kepada jaringan yang dikelolanya yang mencapai total 10 juta orang, antara lain termasuk jaringan rumah tahfizh se-Indonesia dan manca negara yang menjangkau Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan, Saudi Arabia, Malaysia, Singapore, Turki hingga Mesir, juga jaringan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an se-Indonesia, dimana sekarang sudah mencapai 48 cabang, serta jaringan Paytren dan Treninet.
Dengan adanya kerjasama ini, Ustad Yusuf Mansur optimis dapat ikut ambil bagian dalam meningkatkan jumlah nasabah MotionBanking setidaknya satu juta dalam waktu tiga bulan.
Kolaborasi ini merupakan salah satu upaya BCAP untuk mengembangkan jangkauan MotionBanking dalam waktu sesingkat-singkatnya.
“Kami senang dan bangga bisa menjadi bagian dari pertumbuhan MotionBanking, platform kebanggaan anak bangsa menuju digital banking terbaik di Indonesia. Melalui kerja sama strategis ini, saya bersama konsorsium akan mendukung penuh peningkatan jumlah nasabah baru MotionBanking, mempromosikannya ke dalam jaringan yang saya kelola. Kemudahan pembukaan rekening, yang cukup dengan selfie bersama e-KTP membuat saya optimis bisa memberi andil dalam menggaet 1 juta nasabah dalam waktu 3 bulan dan mencapai 3 juta pengguna baru hingga akhir 2021. Saya percaya layanan MotionBanking dijamin aman, penuh berkah dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia,” kata Ustad Yusuf Mansur, Selasa, 22 Juni 2021.
Sementara itu, Henry Suparman, Director of MNC Group mengatakan BCAP sebagai induk perusahaan, mendukung upaya BABP mempercepat peningkatan jumlah nasabahnya.
Kerjasama dengan Ustad Yusuf Mansur merupakan salah satu langkah strategis untuk menggandeng berbagai kelompok masyarakat, agar MotionBanking dapat menjadi solusi masalah rendahnya inklusi keuangan di Indonesia.
“Sekaligus mencapai target akuisisi 30 juta pengguna baru dalam 5 tahun ke depan,” ujarnya. (*)