Poin Penting
- UNTR optimis target penjualan 4.600 unit alat berat Komatsu sepanjang 2025 tercapai, meski ada perlambatan di semester II.
- Hingga Agustus 2025, penjualan sudah mencapai 3.400 unit, naik 16 persen dibanding periode sama tahun lalu.
- Perlambatan semester II dipengaruhi harga batu bara yang turun dan infrastruktur belum siap, sehingga fokus penjualan diarahkan ke proyek pemerintah dan perkebunan tebu.
Jakarta – PT United Tractors Tbk (UNTR) optimis target penjualan alat berat Komatsu sebanyak 4.600 unit akan tercapai hingga akhir 2025, meski terdapat perlambatan penjualan memasuki semester II 2025.
Investor Relations Head UNTR, Ari Setiyawan mengakui memasuki semester II 2025 penjualan alat berat mengalami perlambatan dibanding semester sebelumnya. Di paruh pertama 2025 lalu, perseroan mencatatkan penjualan alat berat yang cukup masif. Seluruh sektor alat berat seperti pertambangan, perkebunan, kontruksi hingga kehutanan mengalami peningkataan.
“Kita sebetulnya masih sama dengan target yang kita sampaikan, bahwa target full year 2025 adalah sedikit lebih tinggi dibanding tahun lalu, yaitu 4.600, di mana di semester kedua sedikit melambat penjualan alat-alat,” ucap Ari dalam Workshop Wartawan UNTR di Jakarta, 25 September 2025.
Baca juga: Alasan UNTR Akuisisi Tambang Emas Milik Anak Usaha PSAB
Hingga Agustus 2025 ini, kata Ari, UNTR telah berhasil melakukan penjualan sebanyak 3.400 unit alat berat Komatsu. Angka penjualan tersebut lebih tinggi 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Nah, salah satu faktor pendorongnya adalah sepanjang semester pertama, penjualan itu didorong hampir oleh peningkatan dari seluruh sektor. Saya sampaikan dari pertambangan kemudian sektor lainnya, perkebunan, konstruksi, dan kehutanan,” imbuhnya.
Dari sisi sektor pertambangan, penjualan alat berat pada semester I meningkat didorong adanya carry over dari pemesanan kuartal IV 2025. Sedangkan untuk semester II beberapa pelanggan sektor pertambangan menahan investasi untuk alat berat yang sejalan dengan harga komoditas batu bara yang menurun.
“Di sektor lainnya, di sektor perkebunan, kita juga cukup banyak yang kita jual di kuartal pertama atau semester pertama terkait dengan proyek full estate. Hanya saja setelah dievaluasi oleh beberapa pemilik proyek, itu kendalanya adalah di kesiapan infrastruktur,” ujar Ari.
Baca juga: Berkat Diversifikasi Bisnis, Penjualan ERAA Tembus Rp35 Triliun di Semester I 2025
Oleh karena itu, lanjut Ari, arah bisnis UNTR paruh kedua tahun 2025 ini akan berfokus pada proyek pemerintah yang sedang melakukan persiapan infrastruktur.
“Kami juga masih melihat potensi penjualan alat berat untuk sektor perkebunan khususnya untuk proyek sugar cane, meski permintaannya tidak akan sebanyak pada semester I 2025,” tutupnya. (*)
Editor: Galih Pratama









