“Kalau diperinci berdasarkan kontribusinya untuk tahun ini selain Yogyakarta dan Semarang, sebesar Rp3 miliar masing-masing dari Solo dan Klaten, sisanya dari Magelang sebesar Rp2 miliar. Namun, yang terpenting adalah bagaimana layanan UangTeman dapat menumbuhkan tingkat perekonomian di Jateng dan bisnis-bisnis UKM semakin menggeliat setelah mendapatkan kemudahan untuk memperoleh modal usaha melalui pinjaman online tanpa jaminan dari UangTeman,” kata Donna.
Di sisi lain, Darmawan Zaini, Chief Technology & Product Officer UangTeman, menyampaikan hingga saat ini rasio kredit bermasalah (non performing finance/NPF) di UangTeman tetap terjaga stabil di bawah 3 persen. Penyebabnya, kata Darmawan, karena UangTeman menggunakan teknologi penilaian risiko yang otomatis dan real time (credit scoring fraud algorithm) yang mampu memberikan keputusan secara obyektif apakah si calon nasabah dapat disetujui atau tidak pengajuan pinjamannya.
Menurut Darmawan, model bisnis yang dijalankan UangTeman berbeda dengan bank konvensional maupun lembaga pembiayaan. Di UangTeman, jelasnya, tidak semua pengajuan pinjaman yang masuk disetujui. “Jadi tingkat persetujuan dari teknologi kami hanya sekitar 30 persen, sehingga misalkan dari 100.000 aplikasi yang masuk dalam satu hari maka yang disetujui hanya 30.000 saja,” tuturnya. (*)