Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tumbuh. Pada Maret 2025 posisi M2 tercatat sebesar Rp9.436,4 triliun, atau tumbuh sebesar 6,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
“Angka ini relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,2 persen yoy,” kata Ramdan Denny Prakoso, Kepala Departemen Komunikasi BI dalam keterangan resmi, Jumat, 25 April 2025.
Denny menjelaskan, berdasarkan komponennya, perkembangan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen yoy dan uang kuasi sebesar 3,0 persen yoy.
Baca juga: BI: Perputaran Uang Tunai Ramadhan-Idul Fitri 2025 Tembus Rp160 Triliun
Secara rinci, komponen M1 dengan pangsa 55,9 persen dari M2, pada Maret 2025 tercatat Rp5.273,0 triliun atau tumbuh sebesar 7,1 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 7,4 persen yoy pada bulan sebelumnya.
“Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu,” ujarnya.
Lebih lanjut, uang kartal yang beredar di luar bank umum dan BPR pada Maret 2025 sebesar Rp1.088,9 triliun, atau tumbuh 14,2 persen yoy dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,1 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.430,3 triliun pada Maret 2025 atau tumbuh sebesar 6,5 persen yoy.
Kemudian, giro rupiah tercatat Rp1.753,8 triliun, atau tumbuh sebesar 4,0 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 7,4 persen yoy pada Februari 2025.
Selanjutnya, uang kuasi dengan pangsa 43,0 persen dari M2 tercatat sebesar Rp4.056,6 triliun atau tumbuh 3,0 persen yoy. Berdasarkan komponen uang kuasi, simpanan berjangka tumbuh sebesar 2,9 persen yoy. Sementara itu, tabungan lainnya dan giro valas masing-masing tumbuh sebesar 11,4 persen yoy dan 0,4 persen yoy.
Baca juga: BI Perluas QRIS ke Jepang hingga China, Tak Gentar Meski Diprotes AS
Selain itu, berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Maret 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.
Penyaluran kredit pada Maret 2025 tumbuh sebesar 8,7 persen yoy. Lalu, aktiva luar negeri bersih pada Maret 2025 tumbuh sebesar 6,0 persen yoy
“Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pempus pada Maret 2025 terkontraksi sebesar 8,6 persen yoy, setelah pada Februari 2025 terkontraksi sebesar5,8 persen yoy,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama