Jakarta – PT Bank Of India Indonesia Tbk (BOII) mencatat kinerja positif hingga November 2024 dengan mencatat laba bersih Rp70,68 miliar, tumbuh 80,31 persen secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya.
Hal ini tidak lepas dari kinerja fungsi intermediasi yang positif. Penyaluran kredit BOII mengalami pertumbuhan 7,81 persen dari Rp3,69 triliun pada Desember 2023, menjadi Rp3,96 triliun.
Jayaprakash Bharathan, Direktur Utama BOII mengaku pertumbuhan kredit ini memang sedikit “lesu” karena adanya Pemilihan Umum (Pemilu) pada Februari 2024. Namun, dirinya tetap optimistis bisa menutup 2024 dengan pertumbuhan kredit sebesar 11 persen.
“Di tahun 2024 ini, kredit kurang lebih sangat lesu di pasar, disebabkan karena arena pemilu. Karenanya, semua orang berharap pemilu segera berakhir,” ucap Jayaprakash dalam konferensi pers public expose di Jakarta, Jumat, 27 Desember 2024.
Adapun kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non performing loan (NPL) nett di level 3,70 persen.
Di sisi lain, Jayaprakash menjelaskan, saat ini BOII melakukan diversifikasi portofolio kredit di berbagai sektor. Sebanyak 60 persen dari kredit diarahkan ke korporasi, sementara 40 persen disalurkan kepada usaha kecil menengah (UKM). Tahun 2025, BOII akan mulai menyalurkan lebih banyak kredit ke sektor retail.
Baca juga: Kredit Tumbuh di Atas Industri, BCA Raup Laba Rp50,47 Triliun Jelang Tutup 2024
Baca juga: Tutup 2024, Bank Neo Commerce Pede Mampu Lanjutkan Tren Cetak Laba
“Tahun depan, kami akan membuat loan origination system (LOS). Jika itu sudah selesai, maka kami bisa lebih banyak menyalurkan kredit ke sektor retail,” jelas Jayaprakash.
Dari sisi funding, BOII mencatat pertumbuhan 6,98 persen year on year (yoy) dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp3,00 triliun. Berdasarkan pertumbuhan tersebut, Jayaprakash optimis DPK pada akhir tahun berada di kisaran angka 14-15 persen.
Salah satu hal yang cukup menantang dihadapi BOII di tahun ini adalah terkait margin bunga bersih (NIM). Menurut Jayaprakash, saat ini NIM perseroan terkoreksi dari 4,58 persen menjadi 4,41 persen
“Mengejar NIM tahun ini sangat menantang. Persentase kami turun dari 4,58 persen menjadi 4,41 persen. Ini disebabkan karena kenaikan cost of deposit,” jelas Jayaprakash.
Sementara hingga November 2024, BOII juga mampu menjaga rasio keuangan dengan cukup baik. Beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) di kisaran 79,99 persen. Kekuatan modal juga kuat, tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) di angka 91,46 persen. Adapun return of asset (ROA) dan return of equity (ROE) masing-masing sebesar 1,49 persen dan 2,34 persen. (*) Mohammad Adrianto Sukarso