Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero), Tbk hingga akhir Juni 2021 telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp1.014,3 triliun, atau tumbuh 16,4% secara YoY (year-on-year) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan ini ditopang oleh segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13% YoY menjadi Rp534,2 triliun. Sementara, pembiayaan ke segmen UMKM tercatat naik 20,1% YoY menjadi Rp 98,3 triliun hingga triwulan II 2021.
Menurutnya, saat ini merupakan periode yang sangat berat bagi dunia usaha sehingga dibutuhkan komitmen kolektif dan kolaborasi dari seluruh stakeholder ekonomi, termasuk para pelaku usaha agar bisa bertahan dari badai pandemi.
“Dengan menjaga kinerja perseroan tetap solid, Bank Mandiri sebagai entitas usaha milik negara yakin akan dapat mengoptimalisasi seluruh sumber daya yang ada untuk mendukung ekonomi nasional segera bangkit dari dampak pandemi,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, pada paparan kinerja Triwulan II-2021 Bank Mandiri, 29 Juli 2021
Kualitas kredit Bank Mandiri juga terjaga cukup baik dengan rasio NPL Gross sebesar 3,08%, turun 21 bps dari triwulan II tahun lalu. Capaian ini juga diikuti dengan inisiatif untuk terus membentuk coverage ratio di level yang konservatif di kisaran 221,87% meningkat 26,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lebih jauh, Bank Mandiri juga telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5% dari target 2021, dengan jumlah penerima lebih dari 200 ribu debitur UMKM dengan kualitas yang terjaga baik.
Kemudian, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp126,5 Triliun pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 Triliun, dimana 62% dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM. (*)