Jakarta – Agen masih menjadi penopang utama pendapatan premi asuransi jiwa. Demikian diungkapkan Nelly Husnayati, Kepala Departemen Hubungan Internasional AAJI.
Untuk itu, tambah Nelly, AAJI terus mendorong pertumbuhan jumlah agen. Pada kuartal pertama tahun 2020, jumlah agen asuransi meningkat hampir 10 persen menjadi 650.443 orang, dibandingkan periode tahun sebelumnya berjumlah 595.192 orang, dimana lebih dari 90 persennya merupakan kontribusi jalur distribusi keagenan.
“Dengan pertumbuhan rata-rata jumlah agen dalam tiga tahun terakhir sekitar 5%, kami optimistis jumlah agen akan terus meningkat dan lambat laun penetrasi asuransipun akan meningkat. Terlebih saat ini sudah semakin banyak anak muda (generasi milenial) yang mulai menjadikan agen asuransi sebagai profesi yang sejajar dengan profesi-profesi lainnya,” jelas Nelly.
Diakui Nelly, Pandemi Covid-19 memberi tekanan bagi kinerja industri asuransi jiwa sepanjang kuartal pertama tahun ini. Namun AAJI meyakini dengan adanya transisi PSBB, aktivitas ekonomi akan kembali bergerak.
“Dampak Covid memang ada penurunan dari sisi kemampuan membayar atau membeli produk dengan premi yang tinggi. Tetapi positifnya, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi apalagi kesehatan makin meningkat. Jadi yang beli tetap banyak, tetapi (nilainya kecil) daya beli menurun” terang Nelly.
Apalagi, lanjutnya, agen-agen asuransi jiwa telah diperbolehkan menjual produk secara online oleh AAJI dan OJK,” jelas Nelly. (*)