TUGU Diramal Makin Moncer Tahun Ini, Begini Prediksi Kinerjanya

TUGU Diramal Makin Moncer Tahun Ini, Begini Prediksi Kinerjanya

Poin Penting

  • UGU mencatat laba bersih Rp357,5 miliar pada semester I 2025, ditopang kenaikan pendapatan investasi 22,9 persen yoy menjadi Rp316,7 miliar
  • Momentum perpanjangan kontrak asuransi dan tren suku bunga turun diproyeksi mendongkrak laba bersih TUGU hingga Rp700 miliar untuk tahun buku 2025
  • Meski harga saham telah tembus level 1.000, PBV TUGU masih 0,36x, jauh di bawah rata-rata industri, memberi ruang upside yang lebar.

Jakarta – Kinerja keuangan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) diperkirakan tetap solid di paruh kedua tahun ini. Adanya masa perpanjangan kontrak asuransi strategi ekspansi yang prudent dinilai menjadi pendongkraknya.

Pada semester I 2025, TUGU yang merupakan emiten anak BUMN Pertamina telah mencatatkan laba bersih yang diatribusikan untuk pemilik entitas induk mencapai Rp357,5 miliar. Salah satu penopang kinerja keuangan paruh pertama tahun 2025 adalah hasil investasi yang tumbuh pesat.

Pos pendapatan investasi mencapai Rp316,7 miliar di semester I 2025 atau mengalami kenaikan sebesar 22,9 persen year-on-year (yoy) yang didapat dari pengelolaan aset investasi yang tembus Rp11,4 triliun.

Leonaro Lijuwardi dari NH Korindo Sekuritas memperkirakan pendapatan investasi masih menjadi salah satu penopang laba bersih TUGU di sisa tahun 2025. Di sisi lain kinerja asuransi Perusahaan juga diramal akan tetap solid.

Baca juga: Tugu Insurance Jaga Kelestarian Lingkungan dengan Tanam Mangrove

“Paruh kedua juga bertepatan dengan momentum renewal kontrak asuransi dan ini akan menjadi katalis positif pendapatan yang berasal dari hasil jasa asuransi,” ungkap Leo.

Dia juga menjelaskan bahwa dengan standar akuntansi baru yaitu PSAK 117 akan membuat laporan keuangan industri asuransi menjadi lebih transparan dan sesuai dengan standar global mengingat standar akuntansi ini di dunia telah diimplementasikan sejak 2023 dan di Indonesia baru 2025.

PSAK 117 tersebut lebih menekankan pada konsep Contractual Service Margin (CSM) yang bertujuan untuk memastikan keuntungan dari kontrak asuransi tidak langsung diakui saat kontrak ditandatangani melainkan diakui secara sistematis selama periode layanan.

“Rilis CSM secara bertahap dengan stabil atau meningkat akan lebih mencerminkan kinerja operasional yang solid dengan proses underwriting yang prudent untuk perusahaan-perusahaan asuransi. CSM menjadi metrik penting untuk melihat profitabilitas asuransi,” tambahnya.

Leo optimistis dengan tren suku bunga yang turun serta renewal atau pembaruan kontrak asuransi, TUGU dapat mengantongi laba bersih setidaknya Rp700 miliar untuk tahun buku 2025.

“Capai laba bersih Rp700 miliar masih feasible untuk tahun ini. TUGU sebagai saham dividend play masih bisa bagi dividen dengan estimasi laba tersebut dan jika payout sama 40 persen artinya secara nominal dan yield pun masih atraktif di 6-8 persen,” ujarnya.

Menurut Leo, dengan prospek kinerja semester II yang solid serta valuasi yang murah. Hal ini bisa menjadi salah satu pendorong untuk membuat harga saham TUGU menguat. Bahkan, dengan harga saham TUGU yang sudah tembus level 1.000 juga dinilai masih sangat murah.

Baca juga: Tugu Insurance Dorong Literasi Keuangan Sejak Dini Lewat Bakti Tugu

“Dengan harga terakhir sudah sampai level psikologis 1.000, rasio Price to Book Value (PBV) masih di 0,36x jauh di bawah rata-rata industri yang mencapai 0,6x sehingga potensi upside masih terbuka lebar,” pungkas Leo.

Per Juni 2025, TUGU mencatatkan total aset sebesar Rp32,6 triliun dengan aset kontrak asuransi dan reasuransi sebesar Rp15,8 triliun. Ekuitas TUGU juga mencapai Rp10,8 triliun. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62