Jakarta – Pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) bakal berlangsung pada 5 November mendatang. Artinya, hanya tinggal 30 hari lagi warga akan menentukan pilihan presiden mereka antara Donald Trump dan Kamala Harris.
Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Kamala Haris dari Partai Demokrat pun memanfaatkan bulan terakhir kampanye mereka untuk mencoba mengejar ketertinggalan di area-area yang mungkin kurang berhasil.
Dalam jajak pendapat publik terakhir menyebut, Trump tertinggal dari Harris di antara pemilih perempuan. Di North Carolina, Trump berjanji untuk melindungi perempuan, yang menurutnya lebih miskin, kurang sehat, dan kurang aman dibandingkan saat dirinya menjadi presiden.
“Perempuan membayar harga yang jauh lebih tinggi untuk bahan makanan dan segala hal lainnya dibandingkan empat tahun lalu. Lebih stres, depresi, dan tidak bahagia dibandingkan empat tahun lalu. Para perempuan, saya akan memperbaiki semua itu,” kata Trump, dinukil VOA Indonesia, Senin, 7 Oktober 2024.
Baca juga : Lewat Program Ini, Donald Trump Bakal Pangkas Pajak Perusaahaan AS
Berdasarkan jajak pendapat tersebut, akses terhadap aborsi adalah salah satu alasan Trump tertinggal dari Harris di antara pemilih perempuan.
Ia menunjuk hakim Mahkamah Agung yang membantu mengakhiri perlindungan aborsi federal yang sudah berlangsung selama lebih dari 50 tahun.
Lebih dari dua puluh negara bagian, termasuk Georgia, telah memberlakukan pembatasan aborsi sejak keputusan pengadilan tertinggi tersebut pada 2022.
Harris memberi tahu para pendukung di negara bagian itu bahwa pemungutan suara ini adalah tentang kebebasan perempuan.
“Seseorang tidak harus meninggalkan keyakinan atau kepercayaan yang dianutnya untuk setuju bahwa pemerintah tidak boleh memberi tahu dia tentang apa yang harus dilakukannya. Jika dia memilih, dia akan berbicara dengan pendeta, pastor, rabi, dan imam. Namun, pemerintah atau Donald Trump tidak boleh memberi tahu dia apa yang harus dilakukannya dengan tubuhnya,” kata Harris.
Baca juga : Kampanye Diretas, Tim Sukses Donald Trump Tuduh Iran sebagai Biang Keroknya
Sementara itu, Harris menjanjikan bantuan uang muka sebesar USD25.000 untuk pembeli rumah pertama kali.
“Saya tahu bagaimana rasanya orang bekerja keras, menabung, dan bermimpi tentang martabat pekerjaan mereka dan investasi untuk masa depan mereka, masa depan keluarga mereka. Investasi untuk kebanggaan mereka, yang memang pantas mereka dapatkan karena kerja keras mereka,” jelasnya.
Pemungutan suara awal sudah berlangsung di 23 negara bagian. Di Minnesota, Maxine Maxim memilih Harris.
“Kita butuh perubahan. Kita butuh akal sehat di Capitol, di Gedung Putih. Dan kita butuh hak untuk perempuan,” tukasnya.
Pemilih lainnya di Minnesota, Eugene Otteson, memilih Trump.
“Saya suka seseorang yang bisa menjalankan bisnis, dan jika dia bisa menjalankan bisnis, dan dia telah membuktikan bahwa dia bisa menjalankan negara, Anda tahu itu karena dia telah melakukannya. Dengan Kamala, Anda masih belum tahu apa yang dia perjuangkan,” ujarnya.
Dengan sebagian besar negara bagian sangat mendukung Trump atau Harris, pemenangnya kemungkinan akan ditentukan oleh hasil dari tujuh negara bagian yang disebut swing states, yakni Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, Georgia, North Carolina, Arizona, dan Nevada. (*)
Editor: Galih Pratama