Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan transportasi nasional pada Januari 2025. Data menunjukkan adanya peningkatan jumlah penumpang angkutan udara internasional dan angkutan laut domestik dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa jumlah penumpang angkutan laut pada Januari 2025 mencapai 2,47 juta orang, meningkat 4,48 persen secara bulanan (mtm) dan 21,07 persen secara tahunan (yoy).
“Peningkatan jumlah penumpang angkutan laut salah satunya karena beroperasinya kembali KM Dobonsolo dengan penambahan ekspansi rute ke timur,” ujar Amalia dalam Rilis BPS, di Jakarta, Senin, 3 Maret 2025.
Baca juga: Hore! Pemerintah Lanjutkan Diskon Tiket Pesawat Plus Tol Sambut Mudik Lebaran 2025
Selanjutnya, jumlah penumpang angkutan udara internasional pada Januari 2025 tercatat 1,74 juta orang, naik 0,66 persen (mtm) dan 17,06 persen (yoy).
Peningkatan jumlah penumpang terjadi di beberapa bandara utama, di antaranya Bandara Hasanuddin-Makassar 19,57 persen, Ngurah Rai-Denpasar 9,94 persen, Kualanamu-Medan 1,35 persen, dan Juanda-Surabaya 0,61 persen.
Penumpang Pesawat Domestik dan Kereta Api Mengalami Penurunan
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara domestik mengalami penurunan. Pada Januari 2025, jumlah penumpang domestik berangkat mencapai 5,1 juta orang, turun 10,18 persen dibandingkan Desember 2024.
“Penurunan jumlah penumpang terjadi di Bandara Soekarno Hatta-Tangerang sebesar 14,81 persen dan Juanda-Surabaya sebesar 12,34 persen,” tambah Amalia.
Baca juga: BPS Catat Deflasi 0,48 Persen pada Februari 2025, Ini Pemicunya
Penurunan juga terjadi pada angkutan kereta api. Total jumlah penumpang kereta di Jawa dan luar Jawa, termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh, mencapai 43,4 juta orang, turun 5,48 persen dibandingkan Desember 2024.
Dari jumlah tersebut, mayoritas adalah penumpang commuter Jabodetabek, yang mencapai 27,5 juta orang atau 63,49 persen dari total penumpang kereta api.
Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah/rute Jabodetabek turun 4,52 persen, Jawa (non-Jabodetabek) 11,03 persen, luar Jawa 3,21 persen, kereta bandara 1,32 persen, MRT 1,57 persen, LRT 2,39 persen, dan kereta cepat Whoosh 15,86 persen.
Tren penurunan ini diduga akibat berakhirnya periode liburan akhir tahun, di mana mobilitas masyarakat biasanya lebih tinggi. (*)
Editor: Yulian Saputra