Jakarta – Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam memimpin pasar komoditi syariah di pasar global.
Bursa Komoditi ICDX pun memproyeksikan bahwa nilai transaksi komoditi syariah Indonesia di kuartal II-2023 ini akan mengalami peningkatan yang sangat menarik.
Head of Strategic Development ICDX, Zulfal Faradis mengatakan, sejak diselenggarakannya perdagangan komoditi berdasarkan prinsip syariah di Bursa Komoditi ICDX pada 2022 lalu hingga saat ini transaksi komoditi syariah pada perbankan syariah sudah mencapai Rp1,010 miliar.
“Jika kita bandingkan dengan negara lain seperti Malaysia, nilai transaksi komoditi syariah di Indonesia memang masih terbilang cukup kecil,” kata Zulfal dikutip Jumat, 7 April 2023.
Baca juga: Catat! Sejumlah Hal Ini Harus Diperhatikan Bank Syariah di 2023
Menurutnya, Malaysia memiliki nilai pembiayaan dengan menggunakan akad komoditi murabahah dalam perbankan syariah telah mencapai Rp1.088,2 triliun di 2021.
Meski demikian, kata Zulfas, masih terdapat ruang yang cukup luas bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai transaksi perdagangan komoditi syariah. Mengingat, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
“Artinya masih terdapat peluang bagi Indonesia untuk dapat memimpin Pasar Komoditi Murabahah di pasar global sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,” ungkapnya.
Kondisi tersebut diharapkan dapat mendorong kontribusi untuk mempercepat peningkatan pangsa pasar perbankan syariah. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2022 lalu, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia sebesar 7,09%.
“Saat ini lembaga keuangan syariah yang telah menjadi anggota Pasar Murabahah Komoditi Syariah ICDX adalah CIMB Niaga Syariah, CIMB Niaga Auto Finance, Bank Syariah Indonesia, dan Maybank Indonesia,” tutup Zulfal.(*)