Jakarta – Kinerja PT Bank Kalsel (Bank Kalsel) mencatatkan rapor biru sepanjang 2024. Bank yang berbasis di Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini, mampu kantongi laba bersih Rp298,06 miliar, naik 18,16 persen secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp252,25 miliar.
Mengutip laporan keuangan perseroan, 21 Maret 2025, kenaikan laba tersebut ditopang pendapatan bunga bersih dan laba operasional yang tumbuh double digit. Pendapatan bunga bersih mengalami pertumbuhan 16,81 persen yoy menjadi Rp1,31 triliun. Sementara, laba operasional Bank Kalsel berada di angka Rp425,08 miliar atau naik 16,76 persen (yoy) dari tahun 2023.
Kemudian, Bank Kalsel juga mampu menekan rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) di kisaran 80,70 persen. Angka tersebut turun 13 basis poin dibandingkan tahun 2023, yakni sebesar 80,83 persen.
Baca juga: Industri Lewat! Laba BRK Syariah Tumbuh 19,59 Persen di 2024, Jadi Rp339,37 Miliar
Dari sisi kinerja intermediasi, Bank Kalsel mengalami kontraksi di penyaluran kredit. Tahun 2024, bank yang dipimpin Fachrudin sebagai direktur utama ini menyalurkan kredit sebesar Rp12,45 triliun.
Realisasi tersebut turun 2,13 persen yoy dari angka di 2023 sebesar Rp12,72 triliun. Persentase non-performing loan (NPL) gross bank juga berada di angka 4,54 persen, terpaut 46 basis poin dari batas maksimal kredit macet dari regulator, yakni 5,00 persen.
Tetapi, Bank Kalsel mampu mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang impresif, mencapai 12,91 persen yoy, dari Rp17,58 triliun menjadi Rp19,85 triliun. Menariknya, angka ini diperoleh usai simpanan deposito bank mengalami penurunan drastis sebesar 49,50 persen menjadi Rp1,76 triliun.
Sementara instrumen giro dan tabungan tumbuh 34,64 persen dan 18,62 persen menjadi Rp11,54 triliun dan Rp6,55 triliun. Pertumbuhan ini juga membuat rasio dana murah (CASA) bank terhadap total DPK menjadi 91,12 persen.
Baca juga: Kredit Tumbuh di Atas Industri, Bank Jatim Kantongi Laba Rp1,28 Triliun di 2024
Dari sisi aset Bank Kalsel mencapai Rp26,69 triliun, tumbuh 12,38 persen. Rasio keuangan bank juga masih positif. Diawali dengan return of asset (ROA) dan return of equity (ROE) di kisaran 1,44 persen dan 9,83 persen.
Selanjutnya, net interest margin (NIM) sudah mencapai 5,42 persen. Permodalan kuat, tercermin dari capital adequacy ratio (CAR) di angka 29,77 persen.
Namun, loan to deposit ratio (LDR) turun menjadi 73,72 persen, menunjukkan terlalu banyak dana yang disimpan dan tidak disalurkan untuk kredit. (*) Mohammad Adrianto Sukarso