Tokopedia Tekankan Pentingnya Literasi Digital Terhadap Pengusaha Desa 

Tokopedia Tekankan Pentingnya Literasi Digital Terhadap Pengusaha Desa 

Jakarta – Perusahaan berbasis teknologi, Tokopedia menyambangi kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), untuk bertemu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar yang ditemani Sekretaris Jenderal Anwar Sanusi dan pejabat Eselon I pada Kamis lalu (30/1).

Pertemuan antara Tokopedia dengan Menteri Halim bertujuan untuk mendorong literasi digital terhadap pengusaha desa. Dengan teknik pemasaran yang berbasis digital atau online, ke depannya pengusaha desa diharap dapat naik kelas menjadi pengusaha nasional maupun internasional. Sejalan dengan itu, Tokopedia juga membangun Tokopedia Center pada BUMDes dan Perguruan Tinggi Desa (Pertides).

Dalam pertemuan tersebut, Tokopedia diwakili oleh CEO William Tanuwijaya, VP Public Policy and Government Relation (PPGR) Astri Wahyuni, VP Regional Expansion Sari Kacaribu, Head of PPGR Indra Yonathan, Lead of PPGR Agung Pamungkas, dan Business Development of Regional Expansion Nursida

“Kami sangat berterima kasih telah diterima dengan baik oleh pihak Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Tokopedia selalu mengutamakan kolaborasi dengan para mitra strategis, termasuk pemerintah, dalam upaya mendorong pemerataan ekonomi secara digital,” ujar Astri Wahyuni dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu, 2 Februari 2020.

Pentingnya literasi digital dikenalkan pada masyarakat desa untuk bisa menjadi pengguna aktif literasi digital. Pasalnya, jika telah dipahami maka masyarakat bisa jadi produsen maupun konsumen. Selain itu, akan lebih mudah dalam bertransaksi. Para pelaku usaha di desa nantinya akan diberikan pelatihan literasi digital agar pengemasan produk lebih menarik perhatian konsumen dan bisa tembus ke pasar yang lebih luas bahkan internasional.

Menteri Halim pun menyambut baik kunjungan yang dilakukan Tokopedia. Ia menjelaskan, persoalan pemasaran produk di desa tidak hanya terkait aksebilitas dan minimnya sarana prasarana, namun juga rendahnya pengetahuan masyarakat tentang literasi digital, salah satunya e-commerce. Padahal potensi produk unggulan di desa cukup besar, seperti potensi perikanan, pertanian, perkebunan dan pariwisata.

“Nanti jika pelatihan sudah berjalan dan sudah selesai, masyarakat yang punya toko bisa jual-beli via Tokopedia ataupun e-commerce yang lainnya, intinya untuk mempermudah masyarakat. Selain memperkenalkan produk desa, otomatis juga akan memperkenalkan daerahnya ke kancah yang lebih luas,” sambung Menteri Halim. (*)

Related Posts

News Update

Top News