Jakarta – Ramadan tahun ini memberikan suasana berbeda karena harus berpuasa di tengah pandemi Covid-19 sehingga membutuhkan daya tahan tubuh dan imun yang kuat. Pakar Gizi dan Kesehatan UGM, Dwi Budiningsari, S.P., M.Kes., Ph.D. menjelaskan, berpuasa selama ramadan akan memaksa tubuh menggunakan simpanan gula dan lemak.
Oleh karena itu, dirinya mengatakan, untuk menghemat energi ini maka tubuh akan banyak mendaur ulang sel imun yang sudah tua dan rusak termasuk sel darah putih yang akan digantikan dengan sel darah putih yang baru yang lebih cepat dan efisien untuk melawan infeksi virus, bakteri dan penyakit lainnya.
“Di sini penting penting untuk mengoptimalkan kualitas makanan khususnya saat sahur,” papar Dwi melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu 14 April 2021.
Menurutnya, ketika sahur jangan lupa untuk memperhatikan pedoman gizi seimbang, yaitu makanan pokok seperti nasi dan kentang, sayuran seperti bayam, kangkung dan wortel, kemudian protein baik dari sumber nabati maupun hewani dan buah-buahan. Konsumsi tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan gizi tubuh.
Dwi juga menyampikan beberapa cara sederhana yang bisa dillakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga puasa berjalan dengan lancar seperti menjaga asupan minum sebanyak 2 liter atau setara dengan 8-9 gelas.
“Konsumsi makanan manis termasuk saat berbuka karena simpanan gula dalam tubuh akan menurun ketika berpuasa terutama jika kita banyak melakukan aktivitas,” kata Dwi.
Pada saat Magrib biasanya kadar gula sudah di bawah normal sehingga membutuhkan makanan manis saat berbuka. Untuk itu, lanjut dia, perlu mengkonsumsi makanan manis, seperti kurma, pepaya dan semangka serta tidak boleh melebihi 50 gr sehari atau setara dengan empat sendok makan.
Selain itu, selama berpuasa kita juga diharapkan tetap berolahraga ringan dan melakukan aktivitas fisik agar tubuh prima dan segar sepanjang hari. Protokol kesehatan tetap dilakukan dengan rajin mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. (*)
Editor: Rezkiana Np