Jakarta – Pelaku perbankan, tak terkecuali BPR, sumringah menyambut era suku bunga rendah. Sebab, jika biaya dana (cost of fund) masih tinggi, BPR akan kesulitan memberikan kredit dengan suku bunga single digit. Namun, bukan berarti pelaku BPR tak dapat berbuat apa-apa untuk mempertahankan bisnisnya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan BPR agar tidak kehilangan nasabahnya.
Satu, lakukan pendekatan yang humanis dengan calon nasabah. Karakteristik nasabah mikro tak semuanya melek layanan bank. Kebanyakan pengusaha mikro masih menganggap bank sebagai sebuah kemewahan dan merasa segan atau sungkan untuk datang ke bank. Karena itu, BPR harus lebih dulu melakukan pendekatan kepada mereka dan mengenalkan layanan bank secara perlahan.
Dua, bangun kedekatan emosional dengan nasabah. Ini adalah salah satu kekuatan BPR. Hubungan antara BPR dan nasabahnya adalah simbiosis mutualisme. Karena itu, BPR harus membina hubungan yang harmonis dengan nasabah.
Tiga, lakukan pembinaan kepada nasabah. Hubungan BPR dengan nasabah tidak berhenti ketika kredit cair. BPR harus melakukan pembinaan agar usaha nasabah bisa berkembang sehingga tak ada kendala dalam pembayaran kreditnya pada masa mendatang.
Dan empat, lakukan inovasi untuk menjaring dana-dana murah sehingga BPR dapat menurunkan bunga kreditnya. Dengan pelayanan yang maksimal, walaupun kredit di BPR relatif lebih mahal, nasabah akan tetap loyal. (*)