Tingkatkan Kinerja Berkelanjutan, RMKE Kembangkan Sejumlah Strategi

Tingkatkan Kinerja Berkelanjutan, RMKE Kembangkan Sejumlah Strategi

Jakarta – Batubara masih menjadi komponen utama bahan baku penggerak kelistrikan di Indonesia. Peranannya akan semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan komitmen pemerintah dalam menyediakan kelistrikan bagi masyarakat. Peranan batubara yang menjadi komoditas utama dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia, juga menuntut tersedianya faktor logistik dalam pendistribusian batubara tersebut terutama tersedianya pelabuhan sebagai terminal khusus.

PT RMK Energy, Tbk (RMKE) sebagai perusahaan penyedia logistik, menyadari kebutuhan tersebut, dengan dimilikinya satu pelabuhan terminal khusus yang merupakan satu-satunya terminal khusus batubara swasta di Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api. Fasilitas tersebut telah mendorong Perseroan optimistis dalam menciptakan pertumbuhan kinerja ke depan. Sebab saat ini tidak ada alternatif solusi yang dapat ditawarkan baik oleh swasta maupun pemerintah di Sumatera Selatan dalam mengatasi masalah logistik yang terintegrasi tersebut.

Direktur Utama Tony Saputra mengatakan, dengan keberadaan terminal terintegrasi itu, Perseroan menargetkan bahwa pelabuhan tersebut mampu mengapalkan minimal 25 juta ton per tahun dengan pertimbangan jumlah trafik di sungai per hari dan juga kapasitas yang masih dapat dibangun di pelabuhan. Target lain adalah menyeimbangkan stasiun pembongkaran kereta api dengan kapasitas minimal 17 juta ton dan dapat ditingkatkan lagi.

Perseroan juga menargetkan membangun stasiun muat khusus batubara di hulu lokasi pertambangan batubara untuk meningkatkan jumlah batubara yang dapat dimuat. Perseroan juga ingin mengembangkan sayap usaha ke jasa penunjang industri batubara seperti kontektor, hauling, kontraktor tambang atau jasa lainnya dan menargetkan untuk mengakuisisi atau bekerjasama dengan tambang-tambang potensial.

Untuk mencapai target tersebut, Perseroan menjalankan sejumlah strategi pengembangan usaha yakni, peningkatan kapasitas layanan. Dalam hal ini, Perseroan melakukan upgrade Conveyor Line 2 agar dapat meningkatkan kapasitas pengapalan batubara di pelabuhan sampai dengan 25 juta ton per tahun. Upgrade tersebut juga akan meningkatkan pengapalan hingga 150% dan efisiensi dalam penumpukan batubara ke dalam stockpillers.

“Kemudian, memaksimalkan potensi aset, di antaranya meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan kegiatan usaha terintegrasi, meningkatkan kualitas, tata kelola, membangun profil produk jangka panjang yang berkelanjutan,” ujarnya dalam Public Expose, Rabu, 20 Juli 2022.

Baca juga : Eropa Berburu Batubara, Minta Pasokan ke Indonesia

Adapun sejumlah kegiatan usaha Perseroan Pada tahun 2022 ini, telah mulai beroperasi diantaranya adalah, tambang batubara dari anak perusahaan yaitu PT Truba Bara Banyu Enim, yang mulai beroperasi dan melakukan penjualan pada Februari 2022. Lalu, mulai beroperasinya stasiun muat kereta api khusus batubara yang dimiliki anak usaha yaitu PT Royaltama Mulia Kencana yang mulai melakukan pemuatan pada Februari 2022.

“Dan mulai beroperasinya Container Yard (CY) 3B, pada bulan Juni 2022, yang telah meningkatkan kapasitas bongkar batubara,” tukasnya.

Kinerja RMKE dalam tiga tahun terakhir ini terus memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Hal itu ditunjukkan dalam kinerja tahun 2021 dimana pendapatan usaha Perseroan mencapai Rp1,86 triliun, naik dari tahun 2020 yang sebesar Rp635 miliar dan tahun 2019 yang sebesar Rp559 miliar. Dengan kinerja tersebut, maka CAGR PT RMK Energy Tbk mencapai 83%. Sementara itu Perseroan membukukan laba kotor pada tahun 2021 sebesar Rp327 miliar, naik dari tahun 2020 yang sebesar Rp111 miliar dan tahun 2019 yang sebesar Rp99 miliar. (*)

Related Posts

News Update

Top News