Jakarta – Research Staff & Market Analyst Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, walaupun dibuka lebih rendah di level 2.829 ringgit per ton, harga CPO berpotensi untuk menguat hari ini karena laporan ekspor Malaysia yang optimis serta pertumbuhan produksi yang diperkirakan lebih rendah dari estimasi pasar untuk bulan Oktober.
Intertek Testing Services pada hari Selasa melaporkan bahwa tingkat ekspor minyak sawit Malaysia naik 2,5 persen di bulan Oktober menjadi 1.406.706 ton, dari bulan September 1.372.990 ton.
Sementara itu produksi di Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia setelah Indonesia, jumlahnya turun 1,7 persen pada tingkat bulanan di bulan September karena lebih sedikitnya hari kerja. Untuk bulan Oktober, produksi diperkirakan akan naik namun lebih rendah dari perkiraan.
“Untuk pergerakan ringgit pada pukul 11:10 WIB, berada di level 4.2300 per dolar AS, menguat sekitar 0,14 persen. Ringgit yang lebih kuat dapat membuat harga minyak sawit menjadi lebih mahal untuk pemilik mata uang lainnya,” kata Faisyal di Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.
Ia mengatakan, untuk harga CPO level resisten terdekat terlihat berada di area 2.835, menembus ke atas dari wilayah tersebut dapat mendorong kenaikan harga lebih lanjut menuju ke level 2.860.
Sementara itu untuk sisi bawahnya, area 2.800 menjadi level support terdekat, menembus ke bawah dari level tersebut dapat memicu pelemahan lebih lanjut untuk menguji ke level 2.770. (*)