Jakarta – Bank milik taipan Dato Sri Tahir, Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) meraup laba bersih sebesar Rp22,10 miliar sepanjang 2023. Raihan itu mengalami kontraksi 14,97 persen year on year (yoy) ketimbang Rp25,99 miliar di tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan publikasi, sepanjang 2023, Bank Mayapada membukukan pendapatan bunga sebesar Rp8,76 triliun, atau tumbuh 13,59 persen secara tahunan. Di lain sisi, beban bunga mengalami kenaikan16,63 persen atau menjadi Rp6,62 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih bank ini menjadi Rp2,15 triliun, atau tumbuh 5,15 persen secara tahunan.
Baca juga: Melesat 186 Persen, Laba MUFG Bank Kantor Cabang Jakarta Tembus Rp5,9 Triliun di 2023
Dari sisi intermediasi, bank yang dipimpin oleh Hariyono Tjahjarijadi sebagai direktur utama ini menyalurkan kredit sebesar Rp103,53 triliun pada 2023. Realisasi tersebut meningkat 9,53 persen dibandingkan Rp94,52 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Penyaluran kredit juga dibarengi dengan perbaikan kualitas. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) net tercatat 2,94 persen, membaik dibandingkan 3,36 persen di periode sama tahun sebelumnya.
Sementara dari sisi pendanaan atau funding, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh tipis 1,49 persen, atau menjadi Rp116,59 triliun. Meski hanya tumbuh tipis, struktur DPK bank ini mengalami perbaikan. Kenaikan porsi giro dan tabungan membuat rasio dana murah (CASA) Bank Mayapada meningkat dari 12,23 persen menjadi 14,12 persen.
Bank Mayapada menutup tahun buku 2023 dengan total aset mencapai Rp141,49 triliun, atau naik 4,51 persen dibandingkan Rp135,38 triliun di tahun sebelumnya.
Baca juga: Pendapatan Bunga Naik, Laba Bersih Bank Sinarmas Malah Anjlok 65,73 Persen
Jika dibandingkan kinerja industri, rentabilitas Bank Mayapada memang masih di bawah rerata industri. Misalnya saja dari rasio return on asset (ROA) yang hanya 0,04 persen. Sedangkan rata-rata industri bank umum ada di level 2,78 persen. Pun begitu dengan nett interest margin (BIM) yang ada di posisi 1,80 persen, berbanding dengan rata-rata industri yang mencapai 4,92 persen.
Sedangkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang ada di angka 99,40 persen juga jauh di atas rata-rata industri yang hanya 78,92 persen. Bank Mayapada mempunyai pekerjaan rumah untuk bisa memacu pendapatan, tapi di saat bersamaan harus mampu menekan beban operasional. (*) Ari Astriawan