Jakarta – Transformasi digital bukan sekadar mengubah dari perbankan tradisional ke dunia digital. Melainkan, perubahan penting dalam cara bank berinteraksi dan memuaskan nasabah.
“Ada banyak teknologi saat ini. Namun, apakah teknologi ini cocok untuk bank tersebut sesuai dengan segmentasi dan customer journey,” kata CEO Digimaster, Kamis, 15 Februari 2024.
Hal tersebut ia tekankan saat meluncurkan buku bertajuk “Technobanker” di Hotel Westin, Jakarta. Buku tersebut mengupas tuntas perkembangan teknologi informasi khususnya implementasi dan adopsi teknologi terbaru di dunia perbankan.
Ia mengatakan, implementasi teknologi digital jangan sampai salah sasaran. Sebab, hal ini menyangkut model bisnis perbankan. Bank-bank pelat merah, misalnya, memiliki segmentasi berbeda.
Baca juga: Istilah Bank Digital Sering Disalahgunakan, OJK Bakal Terbitkan Aturan Baru
Artinya, pendekatan teknologinya berbeda antara bank satu dengan lainnya. Dalam artian bagaimana menyusun strategi digital yang tepat, sesuai dengan kapasitas dari sisi investasi.
“Kalau strategi digital salah kan artinya uang negara terbuang. Jadi, dengan buku “Technobanker” ini, saya berusaha menginspirasi teman-teman di perbankan untuk duduk bareng memahami teknologi yang ada,” bebernya.
Hasil akhirnya, kata dia, bagaimana memilih strategi teknologi dan investasi yang tepat sehingga menjadikan profitabiltas bank meningkat dan semua bisa merasakan manfaat dari perbankan digital.
Sebab, bagi bank yang mampu bertransformasi ke digital dengan menerapkan teknologi yang tepat sesuai obsesi nasabah (customer obsession), akan mampu bertahan bahkan terus bertumbuh.
Technology and Operation Bank BNI Totok Prasetyo Totok Prasetyo mengatakan sumber daya manusia berperan penting dalam menjadikan industri perbankan andal atau yang disebut “Teknobanker”.
“Mereka yang mampu melakukan inovasi denga teknologi yang ada. Secanggihnya teknologi bank yang dimiliki kalau tidak bisa dioptimalkan oleh SDM, maka percuma,” kata Totok.
Adapun, Senior Executive Vice President (SEVP) Information Technology, Bank Mandiri Daniel Subiyanto menyatakan, pilihan teknologi sangat banyak dan beragam, tinggal memilih yang sesuai kebutuhan dan mendukung layanan ke nasabah.
“Banyak teknologi, misalnya metaverse tetapi untuk saat ini belum terlalu diinginkan nasabah. Jadi ada model teknologi yang baru datang, mungkin butuh waktu baru dipakai. Tetapi teknologi seperti finger print, face recognizeyang berkaitan dengan fitur keamanan pasti akan terus dipakai,” pungkasnya.
Baca juga: OJK Beberkan 3 Kunci Sukses Transformasi Digital Perbankan
Buku Technobanker
Buku “Technobanker” adalah story telling mengenai perjalanan learn, unlearn, and relearn dalam 25 tahun perjalanan perbankan digital. Saat membaca buku ini, Anda akan dibawa ke sebuah perjalanan digitalisasi di perbankan.
Transformasi institusi perbankan dalam model bisnis dan operasional bank, mengatasi berbagai tantangan seperti disrupsi teknologi, ekosistem digital, dan risiko bisnis digital.
Selain itu, tetap fokus mengembangan keunggulan kompetitif dengan mengadopsi teknologi yang mendukung “intelligent digital banking” seperti Artificial Intelligence, Blockchain, Cloud Computing, Big Data, dan Internet of Things (IoT).
Dengan didukung teknologi dan infrastructure digital yang terintegrasi, maka akan membentuk sektor perbankan yang makin inclusive, juga akan memperkuat layanan perbankan, untuk memberikan pengalaman pelanggan yang paripurna. (*)
Editor: Galih Pratama