Jakarta–Keberhasilan program tax amnesty turut berkontribusi terhadap menguatnya rupiah. Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada perdagangan hari ini (4/10) diperkirakan berpeluang untuk mempertahankan penguatannya, meski laju inflasi pada September 2016 naik ke atas 3% secara tahunan (year on year/yoy).
“Inflasi September 2016 naik ke atas 3% yoy menyusul inflasi makanan yang tidak serendah biasanya. Tapi penguatan Rupiah berpeluang bertahan hari ini,” ujar Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya, di Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.
Dia mengungkapkan, pergerakan rupiah yang bertahan menguat terhadap Dolar AS, sejalan dengan beberapa faktor domestik yang mendorong sentimen positif pada laju Rupiah. Salah satunya adalah realisasi hasil Program Tax Amnesty (pengampunan pajak).
(Baca juga : Apresiasi Hasil Tax Amnesty, Menkeu Kirim Surat ke DJP)
“Uang tebusan tax amnesty di masa transisi ke periode II masih menjadi fokus utama investor yang jika bisa mempertahankan laju pertambahannya, bisa kembali mendongkrak optimisme di pasar keuangan,” ucap Rangga.
Sementara pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada perdagangan kemarin (3/10) yang berhasil ditutup menguat, lanjut dia, bersamaan dengan Dolar AS yang melemah di pasar Asia. Sehingga beberapa mata uang Asia mengalami penguatan terhadap Dolar AS.
“Rupiah berhasil mengoreksi pelemahan tajamnya saat isu Deutsche bank muncul ke permukaan akhir minggu lalu,” tutup Rangga. (*)
Editor: Paulus Yoga