Tantangan Mengelola Hyperscaler Cloud, Ini Saran Lintasarta untuk Perbankan

Tantangan Mengelola Hyperscaler Cloud, Ini Saran Lintasarta untuk Perbankan

Jakarta  – Dalam era digital saat ini, peran Hyperscaler Cloud menjadi semakin penting bagi industri perbankan untuk menjalankan bisnis dengan efisien, terlebih lagi pemain besar pada Hyperscaler cloud adalah Google Cloud dan AWS Cloud yang sudah tidak asing di telinga. 

Dalam mengelola operasional infrastruktur Cloud terutama Hyperscaler yang dijalankan pada Google Cloud dan AWS Cloud, perusahaan seringkali mengalami berbagai tantangan. Oleh karena itu, Lintasarta hadir dengan solusi Managed Hyperscalers, solusi Managed Service yang menyediakan ahli pengelolaan infrastruktur Cloud yang berfokus pada kekuatan Google Cloud Platform (GCP) dan Amazon Web Service (AWS).

Managed Hyperscalers dari Lintasarta menawarkan pengelolaan komprehensif dari database, DevOps, Kubernetes, service mesh, API gateway, dan infrastruktur data, memberikan operasional yang mulus dan kinerja yang optimal. 

Menurut Lintasarta, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan termasuk perbankan dalam mengelola infrastruktur cloud, dan mengelola Hyperscaler. Cloud Product Manager Lintasarta Cloudeka Salsabil Afif Nasution mengatakan, penerapan Cloud tidak luput dari beberapa kendala. Umumnya ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pengelola IT.

Baca juga: Cloud Banking Dorong Pertumbuhan Perbankan Digital Tanpa Batas

Tantangan pertama Monitoring & Alerting. Pemantauan beban kerja dan pemberitahuan kontekstual (contextual alert) merupakan hal yang penting dalam mengelola Hyperscaler Cloud. Namun, perusahaan seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan hal ini, sehingga menyebabkan masalah dalam kinerja sistem. 

Tantangan kedua Acceleration Adoption. Kurangnya panduan atau pengetahuan mengenai Hyperscler Cloud khususnya di Google Cloud dan AWS Cloud masih menjadi kendala bagi banyak perusahaan. 

Ketiga, Boost Productivity. Integrasi manual dan skalabilitas merupakan tantangan lain yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengelola Hyperscaler Cloud. Perusahaan seringkali mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan dan melakukan skalabilitas pada Hyperscaler cloud mereka dengan infrastruktur lainnya. 

Kemudian keempat, Talent Shortage. Pengelolaan Hyperscaler Cloud pada Google Cloud dan AWS Cloud memerlukan sumber daya atau staf yang bersertifikat. Namun, cenderung mahal dan sulit dicari. Di 2022, penelitian International Labour Organization (ILO) mengutarakan kekurangan keterampilan TIK di tujuh negara, termasuk Indonesia. 

Tantangan kelima, Performance, Availability, & Complexity. Performa dan availability merupakan tantangan lain yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengelola Hyperscaler Cloud mereka. Selain itu, kompleksitas dari Hyperscaler cloud juga perlu diperhatikan karena infrastruktur dan layanan yang sangat skalabel membuat pengelolaan layanan menjadi lebih rumit.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, Lintasarta menyediakan solusi Managed Hyperscaler, yaitu pengelolaan komponen Hyperscaler Cloud secara proaktif dan sesuai dengan SLA yang telah ditetapkan. Selain itu, Lintasarta Managed Hyperscaler juga dapat membantu dalam mengontrol akses ke lapisan data, mendeteksi akses yang tidak sah, serta mengelola serangan siber.

Lintasarta Managed Hyperscaler saat ini dilengkapi dengan fitur Automation yang dapat membantu mencapai otomatisasi penyebaran melalui penggunaan alat-alat open source dan Cloud Native.

Untuk menjaga kinerja, biaya, dan keamanan yang optimal dari Cloud, Lintasarta Managed Hyperscaler memikiki layanan audit berkala, tinjauan kesehatan, dan cadence call. Solusi ini juga dapat membantu dalam pengelolaan backup dan komponen disaster recovery sesuai dengan arsitektur yang telah diterapkan.

Di sisi lain, lanjutnya, Managed Hyperscaler memungkinkan perusahaan perbankan untuk mengelola data dengan lebih baik, meningkatkan efisiensi bisnis, dan memenuhi tantangan industri perbankan saat ini. Solusi ini juga membantu dalam memastikan ketersediaan dan keamanan data, serta mempercepat komunikasi dan kolaborasi di dalam organisasi.

Namun, kekhawatiran yang muncul adalah kurangnya pengetahuan dan keahlian dalam mengadopsi solusi ini, serta kekurangan sumber daya bersertifikat yang dapat mengelola dan mengoperasikan solusi tersebut. 

Baca juga: Lintasarta Fokuskan Cloud & Cyber Security dalam Arungi Bisnis di 2023

“Untuk mendukung kebutuhan besar industri atas cloud, Lintasarta kemudian menghadirkan Lintasarta Cloudeka. Lintasarta Cloudeka merupakan solusi berbasis cloud yang dapat mendukung efisiensi operasional bagi industri. Lintasarta Cloudeka sudah berumur 10 tahun, dan telah memberikan layanan cloud di Indonesia untuk mendukung sistem teknologi informasi di Indonesia. Kami berangkat dari perusahaan data communication yang akhirnya menjadi ICT total solution, dan menjadi salah satu dari penyedia cloud karya anak bangsa nomor satu di Indonesia,” ujar Salsabil dalam keterangannya dikutip 1 September 2023.

Pada sisi IaaS, Afif menuturkan bahwa Lintasarta Cloudeka memiliki layanan public cloud Deka Flexi dan Deka Prime. Deka Flexi sendiri merupakan layanan cloud bersifat hyperscaler yang dapat diakses melalui satu service atau portal web. Sementara Deka Prime bersifat lebih spesifik dengan teknologi virtualisasi VMware yang mendukung integrasi layanan. (*)

Related Posts

News Update

Top News