Jakarta – Di tengah ketidakpastian global, Pasar Modal Indonesia masih terus mencatatkan angka pertumbuhan yang positif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih terjaga, serta target-target pasar modal ke depan dalam rangka memperingati 45 tahun Pasar Modal Indonesia.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan bahwa Indonesia yang masih menghadapi tantangan pandemi global di tahun ini, pasar modal Indonesia menunjukan angka pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 7,68% dan tertinggi di antara kawasan Asean.
“Di tengah tantangan pandemi global yang kita hadapi di 2022 ini, pasar modal kita masih mencatatkan pertumbuhan yang positif 8 agustus yang lalu pertumbuhan kita masih 7,68% dan saat ini merupakan yang tertinggi di kawasan asean,” ujar Iman di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022.
Sementara itu, lanjut dia, IHSG sempat menembus level 7.276 pada 21 April 2022 yang merupakan rekor tertinggi dalam sejarah. Pada hari penutupan 9 Agustus yang lalu IHSG juga telah menembus level 7.102 dengan jumlah market cap sekitar Rp9.300 triliun yang pada Juni 2022 IHSG sempat turun ke level 6.800.
“Kalau bicara rata-rata transaksi harian terakhir selama tahun 2022 rata-rata transaksi meningkat 15% ytd atau rata-rata sebesar Rp15,4 triliun, walaupun ada crossing 3 hari terakhir, kita pernah mencapai trading harian sebesar Rp21 triliun lebih untuk 3 hari yang lalu,” tambah Iman.
Oleh karena itu, dengan pencapaian pasar modal yang positif, BEI memiliki target penambahan jumlah emiten sebanyak 55 emiten hingga akhir tahun 2022. Sebelumnya, BEI telah merayakan emiten yang ke-800 dengan melakukan penanaman sebanyak 800 pohon di masing-masing provinsi juga dalam rangka memperingati HUT-45 Pasar Modal Indonesia.
“Jumat kemarin kami baru merayakan emiten yg ke-800 jadi kami merayakan dengan melakukan penanaman pohon 800 di masing masing provinsi, per hari ini emiten kita dalam 3 hari kerja sejak hari jumat sudah bertambah 4 emiten jadi total emiten kita menjadi 804, target kami sampai akhir tahun adalah.mencapai 55 emiten di akhir 2022,” imbuhnya.
Iman menjelaskan, dalam merealisasikan target emiten tersebut, tidak hanya berdasarkan kuantiti atau jumlahnya tetapi juga memiliki fokus kepada emiten yang memiliki kualitas-kualitas untuk memperoleh kinerja baik di pasar modal.
Baca juga : Suku Bunga AS Naik 75 bps, Sekuat Apa Pasar Keuangan Indonesia?
Tantangan lainnya adalah BEI akan terus meningkatkan transaksi harian dari 9 juta total investor untuk lebih aktif dalam melakukan trading harian, hal ini dikarenakan jumlah transaksi harian masih baru sekitar 200-300 ribu.
Di sisi lain, BEI bersama dengan OJK dan SRO akan berfokus kepada 3 hal dalam upaya pengembangan pasar modal Indonesia secara garis besar inisiatif strategis, yaitu terkait dengan perlindungan investor, kedua pendalaman pasar atau market deepening, dan terakhir sinergi, serta konektivitas regional. (*) Khoirifa