Tanggapi Aksi Demo Ojol, Grab Tegas Tolak Komisi 10 Persen

Tanggapi Aksi Demo Ojol, Grab Tegas Tolak Komisi 10 Persen

Jakarta – Grab Indonesia merespons aksi unjuk rasa yang digelar ratusan pengemudi ojek online (ojol) pada Senin (21/7) di Kawasan Patung Kuda, Jakarta.

Perusahaan menegaskan bahwa operasional tetap berjalan seperti biasa, dengan mayoritas mitra pengemudi tetap aktif di berbagai kota.

“Grab Indonesia senantiasa menghargai hak mitra pengemudi untuk menyampaikan aspirasi secara tertib, damai, dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” ujar Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia dikutip Senin (21/7).

Ia juga mengimbau para mitra untuk tetap menjaga keselamatan dan menghindari tindakan yang bisa merugikan pihak lain.

Menurut Tirza, meski aksi berlangsung, sistem Grab tetap mampu mengalihkan permintaan layanan ke mitra lain untuk menjaga kelancaran operasional.

Baca juga: Asosiasi Ojol Ini Pilih Potongan Komisi 20 Persen daripada 10 Persen, Apa Alasannya?

“Tercatat, 99 persen mitra pengemudi Grab tetap aktif menjalankan layanan mobilitas dan pengantaran, termasuk saat berlangsungnya penyampaian aspirasi,” katanya.

Menanggapi tuntutan pengemudi yang meminta penurunan komisi hingga 10 persen, Grab secara tegas menolak.

Tirza menilai usulan tersebut tidak realistis dan tidak sejalan dengan prinsip keberlanjutan industri transportasi daring.

“Komisi yang diterapkan saat ini tidak hanya untuk penggunaan aplikasi, tetapi juga membiayai berbagai dukungan penting bagi mitra, mulai dari layanan bantuan 24 jam, asuransi kecelakaan, hingga program edukasi dan insentif,” jelasnya.

Grab juga menyatakan menyambut baik inisiatif pemerintah untuk meninjau ulang struktur biaya jasa transportasi daring.

Tirza mengakui bahwa selama tiga tahun terakhir belum ada penyesuaian tarif signifikan, padahal mitra pengemudi dihadapkan pada peningkatan biaya hidup dan operasional.

“Kami melihat kajian penyesuaian biaya jasa sebagai langkah tepat untuk membangun ekosistem transportasi yang lebih adil dan berkelanjutan,” lanjutnya.

Namun di saat yang sama, Grab menekankan bahwa ekosistem transportasi saat ini bersifat terbuka dan kompetitif, dengan banyak platform lain yang menawarkan berbagai skema komisi.

“Mitra memiliki keleluasaan untuk memilih platform yang paling sesuai dengan harapan dan kebutuhannya,” kata Tirza.

Baca juga: Grab-BPJS TK Kolaborasi, Seluruh Driver Daring Ditargetkan Terlindungi 2025

Dalam kondisi seperti ini, lanjutnya, kualitas layanan dan komitmen terhadap kesejahteraan mitra akan menjadi pembeda utama.

Tirza juga menekankan bahwa Grab tidak tinggal diam terhadap tekanan biaya yang dihadapi pengguna dan pengemudi.

Perusahaan, kata dia, terus menjaga keterjangkauan tarif lewat subsidi, diskon, dan program loyalitas demi memastikan keseimbangan antara permintaan pasar dan peningkatan pendapatan mitra.

Di tengah riuhnya demonstrasi dan desakan dari sebagian mitra, Grab kembali menegaskan posisinya sebagai mitra pemerintah dan masyarakat untuk membangun sistem transportasi yang adil.

“Kami percaya bahwa solusi terbaik hanya dapat dicapai melalui dialog terbuka, empati terhadap kondisi masing-masing pihak, dan komitmen untuk saling mendukung dalam jangka panjang,” pungkasnya. (*) Alfi Salima Puteri

Related Posts

News Update

Netizen +62