Jakarta– Tren digitalisasi perbankan diyakini akan makin menjamur dan mulai menggeser perbankan tradisional. Oleh karena itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mulai menyiapkan berbagai strategi agar tidak kecolongan ketika terjadi transformasi perbankan. Direktur Keuangan Bank Mandiri Kartika Wirjaatmadja mengatakan, Bank Mandiri telah menyiapkan tiga area bagi pengembangan digital banking.
“Pertama enabler transaksi elektronik, kedua dari sisi digital banking system, ketiga adalah e-commerce, kita akan di payment system-nya,” kata Tiko di Jakarta, Kamis 21 Januari 2016.
Berbagai langkah investasi pun telah dilakukan, selain sedang dalam proses akuisisi perusahaan switching bersama bank-bank pelat merah lainnya, Bank Mandiri juga telah membentuk perusahaan modal ventura yaitu Mandiri Capital Indonesia (MCI) untuk menjadi induk bagi semua perusahaan-perusahaan cucu Bank Mandiri yang bergerak di digital banking, payment system dan switching. Bank Mandiri menurutnya telah menyiapkan modal Rp500 miliar bagi MCI.
” Di Bank Indonesia sudah ada aturan bahwa bank boleh berinvestasi di perusahaan-perusahaan alat pembayaran tapi di cucu perusahaan,” kata Tiko.
Dia mengatakan persiapan di perbankan digital tersebut perlu dilakukan karena tren ke depan diperkirakan masyarakat Indonesia mulai bertransaksi secara digital dan meninggalkan layanan kantor cabang serta ATM. Ke depan, transaksi mobile melalui telepon genggam akan menjadi pilihan nasabah.
“Ini akan jadi tren di perdagangan Indonesia, akhirnya kan ke transaksi, ini yang kita mesti sangat hati-hati karena bisa saja nanti bank asing masuk hanya dengan buka sedikit cabang tapi bisa menjangkau banyak nasabah memakai digital bankingnya,dia bisa mencuri market share,” ujar Tiko.(*) Ria Martati