Tak Lagi Rugi, Ini Jurus Bank J Trust Kembali on The Track

Tak Lagi Rugi, Ini Jurus Bank J Trust Kembali on The Track

Jakarta – Bank J Trust sudah kembali on the track. Setelah dua tahun terakhir mengalami kerugian, per Juni 2022 bank ini sudah kembali menikmati laba positif, yakni Rp15,72 miliar. Bank ini terakhir kali mencetak laba positif pada 2019, yaitu sebesar Rp44,49 miliar. Setelahnya, hingga Maret 2022, bank ini terus merugi. Di 2021, Bank J Trust tercatat rugi Rp445,42 miliar.

Performa bisnis Bank J Trust hingga Juni 2022 memang sungguh mengesankan. Laba yang diraihnya posisi Juni 2022 itu tumbuh 105,32% secara tahunan atau dari rugi Rp295,52 miliar di Juni 2021. Tumbuhnya laba disokong oleh fungsi intermediasi bank ini yang sangat baik, dimana DPK dan kredit masing-masing tumbuh 47,27% dan 97,85%. Di lain sisi, kualitas aset bank ini juga semakin baik. Cerminannya, NPL yang menurun dari 5,95% di Juni 2021 menjadi 2,53% di Juni 2022.

Menurut Ritsuo Fukadai, Direktur Utama Bank J Trust, ada beberapa langkah yang dilakukan Bank J Trust sehingga kini mampu membalikan keadaan. Pertama untuk kredit bermasalah, bank ini melakukan right off dan menjual bad bank. Kedua, melakukan efisiensi, salah satunya dengan menurunkan cost of fund. Dan ketiga, mengakselerasi penyaluran kredit.

“Jadi kenapa sebelumnya bisa merugi, itu karena beberapa faktor ya. Dulu kita bawa NPL dari Bank Mutiara (bank sebelum diambil alih J Trust pada 2014), lalu juga ada beberapa NPL yang dihasilkan manajemen terdahulu. Jadi kita transfer NPL itu ke sister company kita yang bergerak di bidang pengelolaan aset. Lalu kita juga meningkatkan efisiensi, termasuk di funding. Kita fokus meningkatkan CASA. Penyaluran kredit pun kita optimalkan agar pendapatan terjaga,” kata Ritsuo, dalam pertemuan dengan media, yang juga dihadiri Infobank, Kamis, 15 September 2022. Selain Ritsuo, pertemuan ini juga dihadiri dua direksi Bank J Trust lainnya, yakni Widjaja Hendra dan Helmi A. Hidayat.

Pada sisi penyaluran kredit, Bank J Trust fokus pada segmen-segmen yang bisa membuatnya tumbuh dengan luar biasa. Widjaja Hendra menjelaskan, beberapa waktu terakhir ini pihaknya fokus menggarap segmen corporate termasuk BUMN, komersial dan SME, termasuk multifinance dan BPR. Menurutnya, dengan masuk ke korporasi, kredit yang diberikan akan lebih besar sehingga mempercepat pertumbuhan.

“Yang pasti kita ingin menunjukan kepada dunia usaha bahwa bank ini sudah siap. Kita aktif ikut sindikasi, kita masuk ke BUMN, kita masuk ke usaha konglomerat, kita masuk ke multifinance yang bagus-bagus. Kenapa kita masuk ke situ, karena di kondisi COVID-19 ini, kita lihat mereka ini yang relatif masih kuat,” ujar Widjaja.

Ke depan, untuk menjaga kinerja yang sudah kembali perform, Bank J Trust akan tetap fokus pada strategi yang sudah dijalankan sejauh ini dan terbukti berhasil. Sampai akhir 2022, Bank J Trust merencanakan pertumbuhan kredit di kisaran 52% dari 2021. Sementara laba, diproyeksikan berada direntang Rp15 miliar hingga Rp20 miliar.

Baca juga: Pasca Merugi, J Trust Bank Kini Catatkan Laba Bersih Rp15,72 Miliar

Kemudian untuk 2023 dan selanjutnya, Bank J Trust ingin berkembang lebih besar dan mengoptimalkan sumber-sumber bisnis lainnya selain kredit, termasuk juga memperbesar segmen retail banking. “Jadi kita bukan fokus pada loan growth saja. Tapi kita juga akan optimalkan bisnis-bisnis lain seperti meningkatkan fee base, trade kita tingkatkan, dan kita berharap ke depan kita bisa menjadi transactional bank-nya customer,” tegas Widjaja. (*) Ari Nugroho

Related Posts

News Update

Top News