Jakarta – Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu mesin penggerak pertumbuhan perekonomian di Tanah Air. Di Indonesia sendiri, UMKM atau Micro, Small Medium Enterprise (MSMEs) dapat merangsang inovasi baru yang bermanfaat dalam pemerataan pembangunan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, teknologi keuangan memiliki berbagai manfaat bagi pelaku UMKM dalam membantu memperluas akses keuangan yang kurang dilayani oleh lembaga keuangan formal.
“Fintech turut membantu dalam mengatasi masalah keterbatasan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM,” jelasnya dalam High – Level Dialogue on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs, Rabu, 29 Maret 2023.
Untuk itu, penting dalam mendukung UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Pasalnya kata dia, berdasarkan data Kemenkop-UKM pada 2022 tercatat ada 8,71 juta unit.
Pada 2021, UMKM Indonesia tercatat mampu menyerap 97% tenaga kerja dan menyumbang sekitar 60% produk domestik bruto Indonesia serta berkontribusi sebesar 14,4% terhadap ekspor nasional.
“UMKM menjadi tulang punggung perekonomian di Tanah Air. Dengan dukungan pemerintah diharapkan dapat menambah semangat pelaku usaha bertrasformasi ke era digital,” jelasnya.
Di sisi lain, kata Friderika, OJK pun mendukung pengembangan UMKM melalui berbagai program. Misalnya saja program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
Diketahui, OJK telah bekerja sama dengan pemerintah daerah, pemerintah kota, dan pemerintah provinsi, dan pelaku jasa keuangan dengan mendirikan 458 TPAKD di 34 tingkat provinsi dan 424 di tingkat kabupaten/kota.
Pada kuartal II tahun 2022, program ini sudah diimplementasikan oleh 76 TPAKD dengan 107 skema/model pembiayaan.
Adapun realisasi penyaluran pembiayaan kepada lebih dari 300 ribu pelaku UMKM dengan angka Rp4,4 triliun.