Jakarta – PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance membukukan laba bersih di sepanjang 2018 sebesar Rp1,82 triliun. Angka tersebut mengalami kenaikan mencapai 29 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnyan yang sebesar Rp1,4 triliun.
Presiden Direktur Adira Finance, Hafid Hadeli mengatakan, secara keseluruhan, laba bersih yang lebih tinggi ini di dorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 12 persen menjadi sebesar Rp10,9 triliun, sementara untuk beban bunga hanya tumbuh sebesar 3 persen.
“Oleh karena itu, pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 19 persen menjadi Rp6,7 triliun dimana memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan profitabilitas secara keseluruhan,” ujarnya di Jakarta, Jumat, 15 Februari 2019.
Selain itu, biaya operasi naik menjadi Rp3,4 triliun, terutama didorong oleh kenaikan gaji dan tunjangan dengan penyesuaian upah minimum regional, penyesuaian gaji tahunan serta pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
“Kami puas telah membukukan pertumbuhan laba bersih yang kuat yang mencapai Rp1,8 triliun,” ucapnya.
Di sisi lain, perusahaan telah meningkatkan total pinjaman sebesar 4,6 persen menjadi Rp22 triliun untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Pinjaman bank meningkat 12 persen (yoy) didorong oleh pinjaman luar negeri. Selama 2018, perusahaan telah menerbitkan obligasi sebesar Rp3,89 triliun dan Sukuk mudharabah sebesar Rp490 miliar.
“Rasio keseluruhan antara pinjaman bank dan obligasi adalah 54:46. Total ekuitas mencapai Rp7 triliun dan rasio gearing 3,1x untuk akhir tahun 2018,” tambah Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila. (*)