Survey BI, Kredit Tumbuh Dibawah Target

Survey BI, Kredit Tumbuh Dibawah Target

Rendahnya kebutuhan pembiayaan dan belum membaiknya iklim usaha debitur menjadi penghambat penyaluran kredit. Hingga triwulan kedua 2015, sejumlah bankir tak mampu mencapai target. Ria Martati.

Jakarta
–Survei Perbankan Triwulan II 2015 oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan pertumbuhan kredit baru pada triwulan II 2015 tak setinggi periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan survey tersebut. responden yang tidak dapat mencapai target kredit jumlahnya meningkat dari 67,4% menjadi 73,3%.
Berdasarkan jenis kredit, persentase responden yang memiliki realisasi kredit baru di bawah target paling banyak terjadi pada KPR/KPA dan kredit kendaraan bermotor yang mencapai 31,7% responden. Sementara berdasar sektor ekonominya, responden yang memiliki realisasi kredit baru di bawah target terbesar di sektor real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai 39%.

Meski demikian, kalangan perbankan optimistis pertumbuhan kredit akan mulai meningkat pada triwulan III 2015. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang sebesar 95,7% atau meningkat dari 66,7% pada triwulan sebelumnya. Optimisme tersebut didorong oleh perkiraan membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya kecukupan modal bank.

Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W Martowardojo mengatakan, per Juni 2015, pertumbuhan kredit telah mencapai 3% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini juga lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang di bawah 2%.

“Saya melihat bulan ini lebih baik daripada bulan lalu. Bulan lalu kita khawatir karena pertumbuhan kredit year to date itu di bawah 2 %, tapi kalau sekarang bisa mencapai 3%,” ujar Agus usai Ibadah Sholat Jumat di Masjid BI Jakarta, Jumat 10 Juli 2015.

Survei Perbankan dilaksanakan dengan metode “Saldo Bersih Tertimbang” (SBT) yakni jawaban responden dikalikan dengan bobot kreditnya (total 100%). Selanjutnya dihitung selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban meningkat dan menurun. Sampel dipilih secara purposive terhadap 42 bank umum yang berkantor pusat di Jakarta dengan pangsa kredit sekitar 80% dari nilai totak kredit bank umum secara nasional.

Related Posts

News Update

Top News