Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan pada April 2023, hasil survei mengindikasikan kinerja penjualan eceran tetap kuat secara tahunan dan meningkat secara bulanan. Indeks Penjualan Riil (PR) April 2023 tercatat sebesar 242,9, atau secara tahunan tumbuh 1,5% yoy, tetap kuat meski tidak setinggi 4,9% yoy pada bulan sebelumnya.
“Kineria penjualan eceran yang tumbuh positif teriadi pada beberapa kelompok, terutama pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi sebesar 9,9%, yoy, serta Subkelompok Sandang 17,6%, yoy,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa 13 Juni 2023.
Sementara itu, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tercatat tetap tumbuh sebesar 4,6% yoy meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, Kelompok Peralatan Rumah Tangga dan Lainnya, Suku Cadang dan Aksesori, serta Bahan Bakar Kendaraan tercatat mengalami perbaikan meski mash berada pada fase kontraksi masing-masing sebesar -2,9% yoy, -4,9% yoy, dan -8,3% yoy.
Kemudian, kinerja penjualan eceran pada Mei 2023 secara tahunan diprakirakan tumbuh positif meski secara bulanan berada pada fase kontraksi. Hal tersebut tecermin dari IPR Mei 2023 yang tercatat sebesar 234,2, atau secara tahunan tumbuh 0,02% yoy, mesti tidak sekuat 1,5% yoy pada April 2023.
Lebih lanjut, pada triwulan I 2023, kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif. Indeks Penjualan Eceran triwulan |I 2023 tercatat tumbuh 0,8% yoy, lebih lambat dari 1,6% yoy pada triwulan sebelumnya.
“Pertumbuhan penjualan eceran ditopang oleh peningkatan Subkelompok Sandang 16,8% yoy serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi 2,8% yoy. Sementara itu, Kelompok Perlengkapan Rumah Tanga Lainnya, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Suku Cadang dan Aksesori tercatat mengalami perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi masing-masing sebesar -5,0% yoy, -8,6% yoy, dan -4,9% yoy,” jelasnya.
Pada April 2023, penjualan eceran secara spasial tercatat meningkat pada beberapa kota dipantau. Secara tahunan, kota yang tercatat meningkat antara lain Kota Bandung 13,7%, yoy, Makassar 18,4%, yoy, dan Jakarta 11,4%, yoy. Secara bulanan, mayoritas kota yang dipantau tercatat mengalami peningkatan kineria peniualan, dengan peninqkatan tertingqi teriadi divKota Bandung 33,1% mtm, dikuti Manado 6,7% mtm, dan Jakarta 5,4% mtm.
Sementara itu, responden memprakirakan penjualan eceran menurun pada Juli dan Oktober 2023 (3 dan 6 bulan yad). Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Juli dan Oktober 2023 masing-masing tercatat 129,0 dan 130, 1, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya masing-masing sebesar 129,8 dan 135,3.
“Penurunan penjualan pada Juli dan Oktober 2023 diprakirakan karena tertahannya permintaan domestik serta berakhirnya program diskon yang dilakukan oleh responden,” ungkap Erwin.
Dari sisi harga, tekanan inflasi akan menurun pada Juli 2023 (3 bulan yad) dan relatif stabil pada Oktober 2023 (6 bulan yad). Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli 2023 tercatat sebesar 118,5, lebih rendah dari 124,5 pada periode sebelumnya.
Sedangkan, IEH Oktober 2023 tercatat sebesar 121,6, relatif stabil dari periode sebelumnya sebesar 121,5. Tekanan harga yang terjaga tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi barang. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra