Jakarta – Katharine Meyer Graham, pemimpin redaksi surat kabar Amerika, The Washington Post pada seratusan tahun silam pernah berkata, “Tidak ada yang bisa menghindari penuaan, tetapi menua secara produktif adalah hal lain”.
Bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. (Bank BTN) – yang akan memasuki usia 73 tahun pada 9 Februari 2023 mendatang, usia ini bukanlah penghalang ‘tuk kembali membuat suatu gebrakan. Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, Bank BTN berkomitmen untuk terus melayani masyarakat Indonesia dalam memenuhi kebutuhan perumahan, kini Bank BTN telah menyiapkan satu kejutan istimewa sebagai bagian dari proses transformasi digital yang sedang dijalani, yakni meluncurkan SuperApp BTN Mobile tepat di hari pertambahan umurnya.
SuperApp BTN Mobile melengkapi berbagai layanan digital yang dimiliki bank BUMN dengan kode saham BBTN ini, seperti Mobile Banking BTN, Internet Banking BTN, BTNproperti, BTNproperti for Developer, SMART Residence, dan rumahmurahbtn.co.id. Nantinya, seluruh layanan digital tersebut akan terintegrasikan ke dalam satu aplikasi SuperApp BTN Mobile. Hal ini mempermudah nasabah mengakses seluruh layanan Bank BTN hanya dengan menggunakan smartphone. Luar biasa, berbagai layanan perbankan hanya dalam satu genggaman tangan.
Tak hanya itu. SuperApp BTN Mobile juga pelengkap fundamental Bank BTN menjadi one stop shop housing ecosystem. Itu artinya, nilai tambah dari mobile banking menjadi Superapp adalah ketika nasabah bisa terkoneksi antara Bank BTN dengan ekosistem yang besar dan spesifik di perumahan. Dimana, melalui SuperApp BTN Mobile ini, bank mampu melayani nasabah mulai dari proses pencarian lokasi rumah, proses kredit kepemilikan rumah (KPR), menempati rumah, mencari perabotan rumah hingga maintenance rumah (di luar kebutuhan transaksi dasar seperti membayar listrik, air, gas, dan pajak/PBB).
“Kami senantiasa berinovasi agar Bank BTN sebagai Digital Mortgage Ecosystem dapat menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling. Dengan begitu, nasabah tidak hanya mudah mencari properti dan mengajukan pinjaman, tapi juga memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk perawatan dan kebersihan hunian,” tutur Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank BTN, kepada Infobank, bulan lalu.
Layanan digital dengan empat aspek tersebut adalah faktor pembeda layanan SuperApp BTN Mobile dengan layanan mobile banking bank lain, termasuk juga dengan layanan financial technology (fintech). Jadi, fitur-fitur yang dihadirkan SuperApp BTN Mobile tak hanya fitur-fitur dasar perbankan, tapi juga memiliki fitur financial yang terkait dengan life circle mortgage ecosystem.
Sebagai bank BUMN yang memiliki misi secara aktif mendukung pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kepemilikan rumah, SuperApp BTN Mobile adalah jawaban sekaligus harapan baru bagi masyarakat unbanked atau masyarakat yang belum memiliki rekening di bank. Sebab, mereka bisa terbantu guna mencari pembiayaan perumahan melalui smartphone.
Andi Nirwoto, Direktur IT & Digital Bank BTN meyakini, platform SuperApp BTN Mobile akan banyak dibutuhkan oleh para nasabah. Bank BTN sendiri menyasar sekitar 5-7 juta nasabah untuk bertransformasi menggunakan SuperApp BTN Mobile. “Saat ini saja, potensi yang ada berkisar 5-7 juta nasabah Bank BTN yang terkait dengan kebutuhan KPR. Dengan memaksimalkan ini, kami sudah bisa memperoleh optimalisasi transaksi yang sudah ada di Bank BTN, di samping kami juga akan mengakuisisi nasabah-nasabah baru seiring dengan inovasi-inovasi produk mortage yang dibuat,” ujar Andi, beberapa waktu lalu.
Namun di sisi lain, seiring dengan bertambahnya usia, maka semakin bertambah pula pemahaman serta pengharapan pada aset-aset yang paling penting, salah satunya adalah kesehatan. Lalu, bagaimana “kesehatan” bank ini? Apakah Bank BTN mampu menjalankan fungsi intermediasi dan mencatat kinerja keuangan dengan baik?
Haru menjelaskan, Bank BTN berhasil mempertahankan kinerjanya sepanjang kuartal IIII-2022 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp2,28 trililun. Perolehan tersebut melonjak 50,11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,51 triliun. Lebih lanjut, selama periode Januari-September 2022, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp289,6 triliun atau meningkat 7,18% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp270,27 triliun. Penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal III/2022.
Adapun, kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir September 2022 mencapai Rp256,48 triliun. Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada kuartal lII//2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp140,97 triliun tumbuh 8,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp129,97 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 6,4% menjadi Rp87,11 triliun pada kuartal III/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp81,87 triliun.
Penyaluran kredit ini sejalan dengan membaiknya kualitas kredit bank, sebab rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan/NPL Gross Bank BTN pada kuartal III tahun 2022 ini berada di level 3,45%, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94%. Sedangkan, NPL Nett sebesar 1,23% atau turun dari posisi 1,50%.
Kenaikan kredit pun berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 31,84% pada kuartal III/2022 menjadi Rp11,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,75 triliun. Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,52% pada akhir September 2021 menjadi 4,51% di kuartal III/2022.
Sementara, dari sisi dana pihak ketiga (DPK) pada kuartal III/2022 mencapai Rp312,84 triliun atau tumbuh 7,41% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp291,26 triliun. Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp143,59 triliun, naik 18,7% dibandingkan akhir September 2021 sebesar Rp120,96 triliun. “Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9% dari total DPK Bank BTN pada kuartal III/2022,” jelas Haru.
Ia mengungkapkan, kenaikan dana murah ini pun berhasil menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada akhir September 2022 menjadi 2,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,28%. Menurut Haru, kinerja Bank BTN pada akhir September 2022 yang cukup gemilang ini, mendorong aset perseroan meningkat sebesar 5,77% menjadi Rp389,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp368,05 triliun.
Alhasil, sepertinya ungkapan Katharine itu benar adanya. Bukan hanya mampu produktif dari sisi layanan digital saja, tapi Bank BTN juga mampu membuktikan bank telah produktif dari sisi pencapaian kinerja. Tua-tua keladi. (*) Ayu Utami Saraswati