Poin Penting
- Sucor Sekuritas membidik membawa tiga perusahaan dari sektor energi, consumer goods, dan teknologi untuk melantai di BEI; satu IPO hampir pasti di semester I, dua lainnya berpotensi di semester II
- Seluruh IPO yang ditangani Sucor dipastikan memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp1 triliun, meski detail masing-masing perusahaan belum diungkap.
- Keberhasilan IPO Super Bank Indonesia (SUPA) dengan oversubscription 318,69 kali menegaskan tingginya minat investor, terutama institusi domestik dan asing.
Jakarta – PT Sucor Sekuritas menyampaikan pada tahun depan menargetkan akan membawa tiga perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, menyampaikan bahwa, rencana IPO tiga perusahaan tersebut berasal dari sektor yang berbeda, antara lain, sektor energi, sektor consumer goods, dan sektor teknologi.
“Sektornya bervariasi, ada energi, consumer goods, dan teknologi. Untuk satu di semester pertama sudah hampir terkonfirmasi, sementara dua lainnya berpotensi di semester kedua,” ucap Bernadus kepada media di Jakarta, 17 Desember 2025.
Baca juga: Superbank (SUPA) Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia, Jadi IPO Terbesar di Sektor Bank Digital
Tidak hanya itu, Bernadus memastikan, keseluruhan IPO yang akan dibawa Sucor memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp1 triliun.
“Untuk size, kami selalu meng-IPO-kan perusahaan dengan market cap di atas Rp1 triliun. Detailnya belum bisa kami sampaikan lebih lanjut,” imbuhnya.
Sebagai informasi, jelang akhir tahun ini Sucor Sekuritas menunjukkan keberhasilannya dalam membawa PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) sebagai perusahaan lighthouse yang melantai di BEI pada hari ini.
Dalam masa penawaran umum, saham SUPA mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 318,69 kali dengan jumlah pemesanan lebih dari satu juta order, sehingga sebagian besar investor ritel memperoleh alokasi terbatas.
Baca juga: Penuhi Janji IPO, Bundamedik Bagi Dividen 30 Persen dari Laba Bersih
Bernadus menyebut antusiasme tersebut menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap penawaran umum saham perdana dengan kualitas yang dinilai baik oleh pasar.
Kelebihan permintaan saham Superbank itu menurutnya lebih didominasi oleh investor institusi, baik domestik maupun asing. (*)
Editor: Galih Pratama










