Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) diprediksi akan menguat tipis karena stimulus dari bank sentral AS (The Fed) ke pasar keuangan.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada infobanknews menjelaskan, pengumuman mendadak Bank Sentral AS kemarin malam yang akan merilis program kredit ke pebisnis AS melalui perbankan telah memberikan sentimen positif ke sebagian aset berisiko.
“Pagi ini indeks saham Asia seperti Nikkei dan Kospi terlihat menguat. Demikian juga indeks saham Australia dan indeks saham Futures S&P500. Mata uang emerging market juga terlihat menguat terhadap dolar AS,” kata Ariston di Jakarta Selasa 24 Maret 2020.
Selain itu, pelaku pasar global juga masih menunggu persetujuan stimulus AS yang bernilai sekitar US$2 triliun di senat AS hari ini. Bila ini disetujui, hal ini diprediksi masih akan memberikan dorongan penguatan tambahan untuk rupiah.
“Ini juga akan memberikan sentimen positif ke rupiah hari ini. Rupiah mungkin bisa menguat ke arah support 16.000/US$,” kata Ariston.
Sebagai informasi saja, pada perdagangan pagi hari ini (24/3) Kurs Rupiah berada di level Rp16.492/US$ posisi tersebut menguat bila dibandingkan pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (23/3) yang masih berada di level Rp16.575/US$.
Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (24/3) kurs rupiah berada pada posisi Rp16.486/ US$ atau terlihat menguat dari posisi Rp16.608/US$ pada perdagangan kemarin (23/3). (*)
Editor: Rezkiana Np