Jakarta–Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) dalam reshuffle kabinet jilid II. Sri Mulyani menggantikan Bambang P.S. Brodjonegoro yang digeser menjadi Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Sebelum Sri Mulyani ditunujuk sebagai Menteri Keuangan dalam reshuffle kabinet jilid II, kebetulan dirinya tengah ada di Jakarta untuk beberapa kegiatan dan seminar. Hal ini menjadi momentum yang pas lantaran Sri Mulyani dijadwalkan akan berada di Indonesia sampai dengan hari Jumat (29/7) mendatang.
Sebagaimana diketahui, Sri Mulyani sendiri sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank). Dirinya yang ditarik menjadi Managing Director Bank Dunia sejak 2010 tersebut tentu lebih banyak menghabiskan waktu di Amerika Serikat (AS).
Perempuan kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 53 tahun silam, merupakan perempuan sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Tentu hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia karena salah satu perempuan Indonesia mampu mengemban tugas berat itu.
Kini, dengan dipercaya sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden Jokowi, Sri Mulyani pulang kampung untuk mengemban tugas yang dulu pernah ia jabat. Sri Mulyani merupakan Menteri Keuangan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).
Sebelum menjadi menteri keuangan, Sri Mulyani sempat menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. Namun Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden SBY mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar.
Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Dia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.
Sri Mulyani pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai perempuan paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007. (*)
Editor: Paulus Yoga