SRBI Turun Jadi Rp869 Triliun, BI Dukung Ekspansi Likuiditas Moneter

SRBI Turun Jadi Rp869 Triliun, BI Dukung Ekspansi Likuiditas Moneter

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan hingga 19 Mei 2025, total posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp869,67 triliun, menurun dari Rp923,53 triliun pada awal Januari 2025.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, penurunan SRBI tersebut sejalan dengan strategi BI untuk mendukung eskpansi likuiditas kebijakan moneter.

“Total posisi instrumen SRBI tercatat sebesar Rp869,67 triliun, menurun dari Rp923,53 triliun pada awal Januari 2025, sehingga mendukung ekspansi likuiditas kebijakan moneter,” ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG), dikutip, Kamis, 22 Mei 2025.

Baca juga: Kenapa Saham Sritex Bisa Delisting? Ini Penjelasan BEI dan Status Terkini SRIL

Perry menyebutkan bahwa strategi operasi moneter pro-market terus dioptimalkan untuk mendukung efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui kecukupan likuiditas.

Sementara instrumen SVBI dan SUVBI pada 19 Mei 2025 masing-masing tercatat sebesar USD1,97 miliar dan USD306 juta.

“Implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antar pelaku pasar,” tambahnya.

Perry menyebutkan, BI juga melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder untuk memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter, sekaligus mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal pemerintah.

Baca juga: Bank DKI Hormati Proses Hukum Kasus Kredit Sritex, Pastikan Layanan Tetap Normal

Selama tahun 2025 atau hingga 20 Mei 2025, BI telah membeli SBN sebesar Rp96,41 triliun, yaitu melalui pasar sekunder sebesar Rp64,99 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp31,42 triliun.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” imbuh Perry. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62