Sorry Yee! Indonesia Tidak Masuk 100 Negara Terkaya

Sorry Yee! Indonesia Tidak Masuk 100 Negara Terkaya

Jakarta – Majalah Global Finance baru saja merilis data terbaru soal 100 negara terkaya di dunia. Untuk menentukan ke-100 negara terkaya di dunia itu, Global Finance tak hanya melihatnya dari tingkat gross domestic bruto atau pendapatan domestik bruto (PDB)-nya semata.

PDB pada setiap negara dibagi oleh Global Finance dengan jumlah populasi penduduk di negara terkait, untuk mengetahui kondisi keuangan setiap penduduk di negara tersebut.

Dengan demikian, kekayaan negara yang tersedia untuk setiap penduduk dan apakah jumlah kekayaan itu bertambah atau menurun setiap waktunya, bisa diketahui melalui pendekatan itu. Selain itu, untuk mendapatkan gambaran soal seberapa kaya penduduk sebuah negara, diperlukan pula menganalisa tingkat daya beli penduduk pada setiap negara.

Baca juga: Sri Mulyani Klaim Program Makan Bergizi Prabowo Bisa Dorong Ekonomi RI

Oleh karenanya, ketika membandingkan kapita per GDP antar negara, GDP yang ada harus disesuaikan dengan paritas kemampuan beli penduduknya, agar diketahui tingkat inflasi dari barang dan jasa di setiap wilayah.

Kekayaan pada sebuah negara tanpa disertai dengan kesetaraan distribusinya pastilah akan menimbulkan masalah. Pandemi Corona membuktikannya. Pekerja berpendapatan rendah, seperti buruh migran yang bekerja di sejumlah negara sangat kaya, tiba-tiba didapati menjadi pengangguran, terlantar tak punya hunian tanpa adanya sistem jaring pengaman sosial yang memadai di negara tersebut.

Sementara itu, di negara-negara berkembang dan miskin, pemerintah yang ada terlihat lebih berjibaku untuk menyediakan bantuan sosial bagi mereka yang membutuhkan bantuan di tengah krisis itu. Lebih lanjut, kualitas dan ketersediaan bantuan kesehatan sering berjalan seirama dengan kualitas dan ketersediaan layanan pendidikan, kemanan sosial, bantuan penyediaan hunian, dan komponen-komponen lainnya yang terkait dengan infrastruktur sosial.

Sebuah negara bisa saja memiliki PDB per kapita yang tinggi, tapi jika aksesibilitas terhadap layanan-layanan itu sangat kurang bagi masyarakat yang membutuhkan, maka masyarakat akan tetap merasa miskin terlepas dari apapun hasil indikator ekonomi yang ada di negara itu.

Inflasi yang terjadi pada sektor energi dan pangan memiliki dampak yang luar biasa bagi mereka keluarga berpendapatan rendah. Lebih mudah bagi mereka untuk mengurangi pengeluaran pada sektor elektronik, pakaian, atau hiburan ketika mengalami inflasi. Skenario inflasi pada sektor energi dan pangan ini juga menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi dan sosial.

Baca juga: Bagaimana Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Jika Jadi Anggota OECD? Ini Jawaban Airlangga

Maka dari itu, dalam jangka panjang, sebuah negara sangat disarankan untuk tak hanya kaya, tapi juga memiliki tingkat kesetaraan distibusi kekayaan yang baik. Ketidaksetaraan ekonomi pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, memicu terjadinya instabilitas politik, biaya berobat yang mahal yang bakal menciptakan tingkat mortalitas yang tinggi, dan begitu pula dengan tingkat kriminal dan korupsi yang juga meningkat.

Negara Indonesia sendiri sempat masuk dalam daftar 100 negara terkaya di dunia versi Global Finance pada 2020. Indonesia berada pada peringkat 98 dengan level PDB-PPP (paritas daya beli) sebesar 13.998 dollar AS atau setara dengan Rp190-an juta.

Menjadi kaya di negara miskin juga memiliki biaya tersendiri!

Daftar 100 Negara Terkaya di Dunia pada 2024

RankCountry/TerritoryGDP-PPP per capita ($)
1🇱🇺Luxembourg143,743
2🇲🇴Macao SAR134,141
3🇮🇪Ireland133,895
4🇸🇬Singapore133,737
5🇶🇦Qatar112,283
6🇦🇪United Arab Emirates96,846
7🇨🇭Switzerland91,932
8🇸🇲San Marino86,989
9🇺🇸United States85,373
10🇳🇴Norway82,832
11🇬🇾Guyana80,137
12🇩🇰Denmark77,641
13🇧🇳Brunei Darussalam77,534
14🇹🇼Taiwan76,858
15🇭🇰Hong Kong SAR75,128
16🇳🇱Netherlands74,158
17🇮🇸Iceland73,784
18🇸🇦Saudi Arabia70,333
19🇦🇹Austria69,460
20🇸🇪Sweden69,177
21🇦🇩Andorra69,146
22🇧🇪Belgium68,079
23🇲🇹Malta67,682
24🇩🇪Germany67,245
25🇦🇺Australia66,627
26🇧🇭Bahrain62,671
27🇫🇮Finland60,851
28🇨🇦Canada60,495
29🇫🇷France60,339
30🇰🇷South Korea59,330
31🇬🇧United Kingdom58,880
32🇨🇾Cyprus58,733
33🇮🇹Italy56,905
34🇮🇱Israel55,533
35🇦🇼Aruba54,716
36🇯🇵Japan54,184
37🇳🇿New Zealand53,797
38🇸🇮Slovenia53,287
39🇰🇼Kuwait52,274
40🇪🇸Spain52,012
41🇱🇹Lithuania50,600
42🇨🇿Czech Republic50,475
43🇵🇱Poland49,060
44🇵🇹Portugal47,070
45🇧🇸The Bahamas46,524
46🇭🇷Croatia45,702
47🇭🇺Hungary45,692
48🇪🇪Estonia45,122
49🇵🇦Panama44,797
50🇸🇰Slovak Republic44,081
51🇹🇷Türkiye43,921
52🇵🇷Puerto Rico43,219
53🇷🇴Romania43,179
54🇸🇨Seychelles43,151
55🇱🇻Latvia41,730
56🇬🇷Greece41,188
57🇴🇲Oman39,859
58🇲🇾Malaysia39,030
59🇰🇳St. Kitts and Nevis38,870
60🇷🇺Russia38,292
61🇲🇻Maldives37,433
62🇧🇬Bulgaria35,963
63🇰🇿Kazakhstan34,534
64🇹🇹Trinidad and Tobago32,685
65🇲🇺Mauritius32,094
66🇨🇱Chile31,005
67🇺🇾Uruguay30,170
68🇲🇪Montenegro29,696
69🇨🇷Costa Rica28,558
70🇷🇸Serbia27,985
71🇦🇬Antigua and Barbuda27,309
72🇩🇴Dominican Republic27,120
73🇱🇾Libya26,456
74🇦🇷Argentina26,390
75🇲🇽Mexico25,963
76🇧🇾Belarus25,685
77🇬🇪Georgia25,248
78🇨🇳China25,015
79🇹🇭Thailand23,401
80🇲🇰North Macedonia22,249
81🇬🇩Grenada21,799
82🇦🇲Armenia21,746
83🇮🇷Islamic Republic of Iran21,220
84🇧🇷Brazil20,809
85🇦🇱Albania20,632
86🇧🇦Bosnia and Herzegovina20,623
87🇧🇧Barbados20,592
88🇧🇼Botswana20,097
89🇨🇴Colombia19,770
90🇹🇲Turkmenistan19,729
91🇱🇨St. Lucia19,718
92🇬🇦Gabon19,452
93🇦🇿Azerbaijan19,328
94🇻🇨St. Vincent and the Grenadines19,196
95🇸🇷Suriname18,928
96🇬🇶Equatorial Guinea18,378
97🇲🇩Moldova17,902
98🇪🇬Egypt17,614
99🇫🇯Fiji17,403
100🇵🇼Palau17,381
(Sumber: Global Finance)

Related Posts

News Update

Top News