Soedradjad Djiwandono Beberkan Keuntungan RI Masuk ‘Geng’ BRICS, Apa Saja?

Soedradjad Djiwandono Beberkan Keuntungan RI Masuk ‘Geng’ BRICS, Apa Saja?

Jakarta – Indonesia telah menyampaikan keinginan untuk bergabung dalam kelompok Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS). Hal ini telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono saat menghadiri KTT BRICS Plus di Kazan pada 23-24 Oktober 2024. Lalu, apa keuntungan yang didapat jika Indonesia gabung dalam ‘geng’ tersebut?

Prof Soedradjad Djiwandono, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 1993-1998 mengungkapkan sejumlah keuntungan yang diperoleh jika Indonesia yang kini dipimpin Presiden Prabowo Subianto bergabung ke dalam BRICS.   

“Keuntungan utamanya dari BRICS adalah hal-hal yang sudah diterima dari agreement yang kita bangun sebelumnya. Kita sudah menggunakan teknik perdagangan yang menggunakan currency masing-masing. Kita sudah kerja sama dengan China, Jepang, Korea Selatan dan 10 negara ASEAN,” ujar Soedrajad dalam Kuliah Umum Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia bertajuk Financial Crises: Theory and Policy, Kamis, 14 November 2024.

Baca juga: Antara OCED dan BRICS, Ekonom Beberkan Untung Ruginya bagi Indonesia

“Jadi kalau soal penggunakan nasional currency untuk trade, menurut saya kita nggak ada tambahan apa-apa kalau masuk BRICS,” jelas pria yang juga merupakan Guru Besar FEB UI ini.

Dia melanjutkan, Indonesia saat ini berstatus sebagai salah satu negara net importer oil. Oleh karenanya, kata Soedrajad, penting halnya menjalin kerja sama dengan negara penghasil minyak terbesar di dunia. Dengan Rusia, misalnya, anggota BRICS yang memang menjadi penghasil dan mengimpor migas yang memiliki pengaruh besar di dunia.

“Kita perlu baik-baikan sama Rusia, karena mereka pen-suplay energi terbesar di dunia. Lebih besar dari Saudi Arabia. Karena itu menurut saya, yes we need BRICS, keanggotaan ini akan membuat kita duduk bareng sama Rusia, supaya kita dapat migas (dari Rusia),” jelasnya.

Keuntungan lainnya adalah kemudahan dalam mengakses impor kebutuhan pangan, seperti beras dari negara BRICS. Seperti diketahui, Indonesia masih mengimpor beras dari negara lain, meskipun memiliki potensi besar dalam pertanian. Salah satu negara pengimpor beras Indonesia adalah India.

Baca juga: Indonesia Ingin Gabung BRICS, CSIS: Kita Sudah Anggota G20

“Beberapa waktu lalu tiba-tiba saja impor beras kita diberhentikan, terus terang saya sumpek kala itu. Sekarang kalau kita sama-sama anggota BRICS, India nggak boleh gitu. Tapi saya berharap program Prabowo dengan swasembada pangan bisa berhasil,” ujarnya.

Diketahui, Indonesia telah diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra BRICS. Selain Indonesia, ada 12 negara lainnya adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam, yang ingin bergabung dalam geng BRICS. (*)  

Related Posts

News Update

Top News