Jakarta – Memanasnya situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah, khususnya konflik Iran dan Israel turut merembet ke dunia digital dengan serangan siber yang menyasar sektor perbankan.
Dinukil Media Iran International, Selasa, 17 Juni 2025, kelompok peretas (hacker) bernama Predatory Sparrow mengklaim sebagai dalang atas serangan siber yang menargetkan Bank Sepah, salah satu bank tertua di Iran yang terafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan militer Iran.
Baca juga: Konflik Israel-Iran Picu Gejolak Pasar, Saham-saham Ini Perlu Diperhatikan
Mereka mengaku telah menghancurkan semua data Bank Sepah karena bank tersebut digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan militer dan menghindari sanksi internasional.
“Kami telah menargetkan bank tersebut karena perannya yang diduga dalam mendukung upaya rudal dan nuklir Iran. Kami telah menghancurkan semua data,” tulis kelompok predator tersebut.
Cabang Bank Ditutup, Nasabah Tak Bisa Akses Rekening
Imbas serangan tersebut, sejumlah kantor cabang Bank Sepah ditutup pada hari yang sama. Sejumlah nasabah juga melaporkan tidak bisa mengakses rekening bank mereka.
Baca juga: Harga Emas Dunia Meroket Imbas Konflik Iran-Israel, Nyaris Tembus Rekor!
Sebagai informasi, Bank Sepah memiliki lebih dari 1.800 cabang di Iran serta kantor perwakilan di sejumlah negara Eropa, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia.
Pada 2019, pemerintah AS menetapkan sanksi terhadap Bank Sepah setelah keluar dari perjanjian nuklir Iran yang disepakati pada 2015.
Layanan Pembayaran Lain Ikut Terdampak
Tak hanya bank, layanan keuangan lainnya pun ikut terdampak. Pengguna melaporkan adanya gangguan fungsi pada kartu pembayaran yang diterbitkan oleh Kosar dan Ansar, dua penyedia jasa pembayaran yang terafiliasi dengan militer Iran.
Hingga berita ini diturunkan, otoritas Iran belum memberikan keterangan resmi terkait serangan siber yang melumpuhkan layanan keuangan tersebut. (*)
Editor: Yulian Saputra