Jakarta – Sis Apik Wijayanto yang menjabat Direktur Kelembagaan Bank Negara Indonesia (BNI) meraih gelar doktor dari Universitas Brawijaya dengan predikat Cum Laude. Sis Apik mengikuti wisuda secara virtual pada hari Minggu, 26 September 2021, bersama 1.184 bersama wisudawan lainnya termasuk diantaranya Osbal Saragi koleganya sesama bankir yang pernah sama-sama menjadi direktur di Bank Rakyat Indonesia (BRI) maupun di BNI.
Sebelum diwisuda, Sis Apik berhasil mempertahankan disertasi yang berjudul Pengaruh Transglobal Leadership terhadap Militansi, Innovation Culture, Performance dan Sustainability, di hadapan para penguji yang ahli di bidangnya antara lain Prof. Dr. Muliaman D. Hadad, SE., MPA, Prof. Dr. Taher Alhabsyi, Prof. Dr. Sri Mangesti Rahayu, M.Si., Prof. Dr. Suharyono, MA., Dr Krisna Wijaya, MM, Dr. Ir. Solimun, MS., Dr. Kadarisman Hidayat, M.Si., Dr M Saifi, M.Si, Dr. Zainul Arifin, MS, serta pimpinan sidang Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS.
Sis Apik menggunakan penelitian kuantitatif, dengan populasi sample di salah satu BUMN yang mempunyai cabang terbesar diseluruh Indonesia, dan menggunakan explanatory atau confirmatory research penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Transglobal Leadership merupakan suatu model kepemimpinan yang mampu menggerakkan roda perusahaan menjadi sangat maju dan berkembang serta mampu memperluas area kerjanya ke seluruh dunia. Perusahaan yang memiliki pemimpin Transglobal Leadership dapat mendorong adanya pengembangan Innovation Culture dalam sebuah perusahaan.
Menurut Sis Apik, karakter militan harus terus dibangun dalam Transglobal Leadership, sehingga mampu membentuk karakter militan dari segi karyawan maupun pimpinan sebagai budaya kerja yang mana hal ini akan berakibat kemajuan yang pesat bagi perusahaan. Upaya untuk mencapai keberlanjutan pada perusahaan diperlukan adanya budaya inovasi untuk terus bersaing dengan perusahaan lainnya.
Sis Apik yang lahir di Blitar ini menjelaskan bahwa penelitian ini membahas secara mendalam penerapan militansi. Hal ini karena Militansi menjadi hal yang menarik karena variabel militansi yang tumbuh di perusahaan yang diteliti sangat baik bagi kinerja perusahaan, bahkan belum pernah diungkap melalui penelitian.
Dalam penelitiannya, Sis Apik memaparkan bahwa pendorong terkuat Sustainability adalah Transglobal Leadership, yang mana terdapat dalam diri individu pimpinan, karyawan dalam sebuah perusahaan .
Kedua, pendorong terkuat Bank Sustainability adalah Bank Performance. Kinerja perusahaan berdasarkan hasil penelitian dibangun oleh dua faktor yakni dari sisi pimpinan yakni pemimpin Transglobal dan Innovation Culture dalam perusahaan.
Ketiga, pendorong terkuat Bank Sustainability yakni Innovation Culture. Dalam penelitian ini Innovation Culture dibentuk oleh Transglobal Leadership dan Militansi.
Transglobal Leadership diharapkan dapat mempersiapkan segala bentuk kemungkinan yang akan terjadi dan solusi dalam pemecahaan sebuah masalah di masa depan (tantangan). Dasar pemikiran inilah yang digunakan dalam Transglobal Leadership yang mengutamakan intelegensia yang menjadi pelopor, perintis dan ahli-ahli pikir dalam sebuah perusahaan. Intelegensia tentunya mendukung innovation culture. Berdasarkan paparan tersebut Transglobal Leadership akan mendorong Sustainability melalui Innovation Culture.
Sis Apik menyebut, temuan pada penelitiannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembinaan perusahaan baik BUMN maupun swasta dalam membuat kebijakan dalam meningkatkan kinerja perbankan di Indonesia secara umum khususnya bank milik pemerintah “Semoga hasil riset ini bermanfaat bagi dunia usaha khususnya BUMN untuk terus melakukan inovasi sebagai implementasi core value BUMN yaitu adaptif agar tidak terdisrupsi, dan membangun variable variabel militansi sebagai implementasi dari amanah, kompeten, harmonis, loyal serta kolaboratif,” ujar Sis Apik yang meraih gelar Magister of Management dari Universitas Airlangga pada 2007. (Karnoto Mohamad).