Kerjasama antara BEI, KSEI dan BRI berangkat dari latar belakang perlunya pemerataan akses ekonomi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing dalam negeri. Kemudahan akses tersebut perlu dilakukan hingga ke tingkat desa untuk memperkecil kesenjangan antar daerah dan menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Data Potensi Desa Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2014 mencatat ada 82.190 wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa yang terdiri dari 73.709 desa, 8.412 kelurahan dan 69 Unit Pemukiman Transmigrasi. Data BPS juga mencatat Indonesia memiliki 7.074 kecamatan dan 511 kabupaten atau kota.
Meski demikian, data BPS per Maret 2017 mencatat dari jumlah penduduk miskin di Indonesia yang berjumlah sekitar 27,77 juta orang, 61,57% diantaranya merupakan penduduk desa. Sedangkan
sisanya merupakan penduduk kota. Artinya perlu suatu upaya untuk menyejahterakan masyarakat desa agar disparitas potensi pendapatan ekonominya tidak terlalu jauh dengan masyarakat kota.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk lebih menyejahterakan masyarakat adalah dengan mengenalkan masyarakat kepada investasi salah satunya pada masyarakat desa. Sebab investasi merupakan faktor penting dalam memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara.
Dalam ekonomi makro, investasi merupakan salah satu komponen yang berkorelasi positif dengan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Jika investasi naik, maka PDB cenderung naik dan begitu pula sebaliknya. Selain itu, investasi dapat menjadi altematif untuk mewujudkan rencana keuangan jangka panjang.
“Melalui investasi, setiap orang dapat melawan laju inflasi yang tidak bisa dilakukan hanya dengan menyimpan uang di tabungan. Oleh karena itu kita harus buat masyarakat desa melek investasi” ungkap Suprajarto.