Simak! IHSG Pekan Ini Akan Dipengaruhi Sejumlah Hal Berikut

Simak! IHSG Pekan Ini Akan Dipengaruhi Sejumlah Hal Berikut

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 0,27 persen atau 19,95 poin di level 7.308,12 pada akhir perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024 tersokong dua top gainers IDX Property yang menguat sebesar 2,95 persen dan IDX Siklikal yang menguat sebesar 2,47 persen.

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus mengatakan bahwa potensi pasar pada pekan ini 5-9 Agustus 2024, dirinya mengimbau para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen berikut ini.

Salah satunya, data pertumbuhan GDP yang akan menjadi sorotan untuk minggu depan. Jika data GDP di bawah ekspektasi, ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) juga akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi pasar, dengan catatan jika kurs Rupiah sudah mulai stabil.

Baca juga: Usai Rilis Kinerja, Begini Pergerakan Saham BBCA dan BBRI

Selanjutnya, data consumer confidence dan retail sales juga akan memengaruhi sektor retail consumer, begitu juga dengan penjualan mobil dan motor akan memengaruhi sektor transportasi.

“Sektor retail merupakan sektor yang defensif dan jika ada tanda-tanda pelemahan ekonomi maka ada potensi inflow kepada sektor tersebut. Data penjualan mobil dan motorbike juga dapat mendukung kenaikan IDX Transportasi yang secara laporan keuangan ada perbaikan yang cukup signifikan di kuartal II,” ucap Angga dalam risetnya di Jakarta, 5 Agustus 2024.

Sementara itu, data China yang positif akan memengaruhi index Asia secara keseluruhan, terutama sektor energi pada IHSG. Jika ekonomi China terlihat sudah membaik, demand energi juga akan naik, sehingga dapat mendongkrak harga komoditas seperti batu bara dan minyak.

Baca juga: Harga Saham Tembus Rp10.000, Bos BCA Tegaskan Tak Ada Rencana Stock Split

Data Amerika Serikat (AS) pada minggu depan juga akan terkait dengan pergerakan harga komoditas, terutama minyak. Jika API dan EIA Crude Oil Stocks Change lebih rendah dari ekspektasi maka harga minyak berpotensi kembali menguat dengan adanya kecemasan mengenai inventory minyak mentah AS.

Adapun, terdapat sentimen PMI Service yang akan menunjukkan perkembangan industri jasa AS, di mana industri manufaktur sudah terlihat dalam posisi kontraksi dengan data minggu lalu. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News